PENGHANCUR MIMPI

Aku tak kuasa menyimak prahara kelam
Menenggelamkan rasa seakan di rajam
Kilatan pijaran dusta nyata terkuak
Bangkitkan sesal jiwa seakan terhenyak

KEPASRAHAN JATIDIRI

Badai prahara duka yang kuciptakan
Menumbuhkan benih akar keculasan
Jiwaku terhimpit penuh rasa penyelasan
Tiada lagi gairah tuk menapak kedepan

RASA TERSIMPAN

Ada rasa menghimpit jiwa
Ada detak ciptakan getaran
Terungkap keraguan dalam kata
Uraian ungkap jadi ganjalan

KABUT PRAHARA

Belum juga kau singkirkan egomu
Belum juga kau kemasi curigamu
Percuma kau urai syair cemburu
Nyatanya kau haus akan tabu

PENGENDALI KATA

Kemelut rasa kerap memeluk manja
Meramu keinginan tanpa mau bersua
Mengekang ungkap abaikan bisikan rasa
Terselip enggan, meredam hantaran jiwa

KISAH TERPATAHKAN

Kau edarkan kisah berlampan semu
Kau ungkap kendali berwatak batu
Kau rangkai tujuan tiada berseteru
Merangkum kalimat dengan api cemburu

IRAMA SUMBANG

Langkah terwujud kerap menuai kelam
Mengupas tindak terselip kepura-puraan
Ada pesona meramu samarkan impian
Terpampang jelas, nyata berubah buram

SIRNANYA SEBUAH IMPIAN

Hadirmu bagaikan hembusan bayu
Menyapa sekilas, nyata cepat berlalu
Kau abaikan segenggam benih rindu
Kau tawarkan suguhan, sepahit empedu

DERA RASA GERAH

Gema kelakarku sudah habis
Gaung candaku telah terkikis
Kini tinggal ketajaman dera
Menunggu waktu tuk bersua

I K H L A S

Ada kemelut ragu menyapa imaji
Mengusap sadar di jadikani kendali
Bentangan jalan telah kupandangi
Merangkum rona berwujud keladi

AKSARA TERNODA

Aksara terucap terlabur resah
Pintalan terlintas iringi dilema
Lidah mengungkap sebait kata
Nyata terberai makna tercurah

SELARIK HILANGNYA MIMPI

Kuselipkan kata tentang seikat janji
Terangkai kaku tanpa terjeda imaji
Langkah lunglai samarkan selarik kisi
Ciptakan haru makin menyiksa diri

KEHANGATAN AKAN HADIRNYA

Pagi tersipu
Surya hadirkan terik
Tanpa pembatas
Mengusap dalam welas
Bertumpu dalam asih

INSAN TAK BERADAB

Lama aku telah terlelap lena
Hancurkan diksi memeluk nista
Gerah rasa hati menoreh noda
Tinta hitam dalam lembaran jiwa

WUJUD JATIDIRI

Ratu-kah dirimu ..
Permaisuri-kah dirimu ..
Primadona-kah dirimu ..
Kembang imaji-kah dirimu ..
Atau idola-kah dirimu ..

RAHASIA HATI

Katakan ya, kalau itu memang ya !!
Katakan tidak, kalau itu pasti tidak !!
Buat apa kau tutupi kata ya dalam dusta
Mengumpat kata tidak namun tersimak

INSAN PERAIH DAHAGA

Wujud dirimu semerbak mewangi
Menebar pesona dalam bait suci
Kau tetap membawa rona tersendiri
Singkirkan pendapat terpaut persepsi

LUKA MENYAPA

Kekatamu indah menopang kelam
Meramu kutuk di setiap bait tertuang
Ada sekelumit kecewa yang terbenam
Menyisakan dahaga dibalik remang

DERA MENGUMPAT

Kuncup sesal menggenangi netra
Mengumpat rasa terbelenggu lara
Hiasan pesona terlanjur ternodai
Mencerca luka menyesakkan hati

GAUNG PRAHARA MALAM

Lama kutimang-timang buah pohon randu
Kubolak-balikan hantaran peluntur lelah
Detik melangkah edarkan senyum palsu
Saksikan jedela hidup jauhi asa indah

NODA TERKUAK

Izinkan aku menggelar pesan aksara
Bercermin pada nilai persahabatan
Luangkan hati tuk menyimak rasa
Agar ke dapanya tak menuai penyesalan

JAMUAN SEMU

Sekian lama kucari adanya engkau
Namun, tiada pernah aku temukan
Kau musnah di ambang penasaran
Menunjukkan jatidiri tanpa teramu

PENYEMANGAT PUISI

Mengupas sekelumit rasa tersinggahi
Tak kubiarkan berintraksi dengan kata basi
Sekali menoreh langkah, ciptakan arti

PERANGKAI NISTA

Akulah lelaki perangkai dusta
Setiap menjejak terselip canda
Aku tak pernah memiliki rasa iba
Mengukir dera teriring gelak tawa

AKSARA DALAM PUISI

Kekata di balik tuangan aksara puisi
Tidak sekedar mengungkap ganjalan hati
Tidak harus terobsesi dengan seikat imaji
Uraiannya tidak terkontaminasi kata basi
Terkadang tercermin dari perjalanan diri

DERA RASA GERAH

Gema kelakarku sudah habis
Gaung candaku telah terkikis
Kini tinggal ketajaman dera
Menunggu waktu tuk bersua

TANPA SESAL

Langkah kelakarku telah sirna
Terusik ucap basi tak beralasan
Tuduhan rendah telah teredarkan
Lengkapi bimbang jawaban nyata

PERANGKAI KISAH TABU

Tiada sanggup kuhunus benci
Tiada tega kebentang dengki
Rasa ini terlanjur menempati
Merangkai kisah dalam janji

PENISTA AKIDAH

Detum teriakan berlampan jihad
Merangsak etika abaikan akaid
Gelora tarian lidah tak berbudi
Giat bersenandung tuk meracuni

DUSTA TERBUKA

Aksaramu melaju bebas menapak

Sauh iba kini menuai kelakar

Kedalaman lautan tiada terjejak

Samarkan welas penunjang ikrar

LENYAPNYA DETAK SADAR

Terucap simbol alam bersabda
Edarkan tanda tanpa memiliki tanya
Kemelut sadar sirnakan waspada
Memetik buah beraromakan petaka

LEBIH BAIK

Lebih baik terdiam seperti ini
Merangkai ganjalan ungkap sendiri
Tiada teman mengungkap jatidiri
Tak ada bingkai aksara menyakiti

HUNJAMAN KATA

Aksara melambai ciptakan noda
Bait tertata rapi terberai cerca
Pancarkan ungkap terlaburi bara
Kata menerjang, tumbuhkan lara

SAJIAN KOPI CINTA

Pagiku terbius dengan goda
Waktuku terlena dengan rona
Hausku berontak mengejar cita
Laparku terhenyak cari mangsa

PAYUNG RINDU

Hai wanita pengabdi hujan rindu
Izinkan aku tuk memayungimu
Izinkan aku tuk mendekapmu
Izinkan aku menggandeng tanganmu

HILANGNYA BIAS ARUNIKA

Indahmu, sungguh membuatku terdiam
Terpaku gundah di lubuk hati terdalam
Aku hadir hanya menempatkan tinta hitam
Di hamparan labirin pilihan pada kelam

WAJAH CANTIK MERAMU RINDU

Tenggelamkan rasa meredam asmara
Hantarkan pesona jiwa
Ciptakan rona
Wajah

Cantik
Hiasi wajah
Terlengkapi sepasang netra
Lentik indah ingin mencumbunya

Hanyutkan harap dalam persinggahan
Semerbak dalam jiwa
Ciptakan aroma
Meramu

Rindu
Bergetar syahdu
Abaikan kendala rasa
Melengkapi jejak berkisah indah

ᵦₑᵣₘₐₙdᵢₖₐₙ ₖₐₜₐ
ᵦₑᵣₛₑₗᵢₘᵤₜₖₐₙ ₘₐₖₙₐ
ᵦₑᵣₐₗₐₛₖₐₙ ᵣₐₛₐ

CIPTAKAN BAYANG

Di beranda teras kepekatan malam

Kunikmati syahdunya perintis kelam
Melarung keinginan makin tenggelam
Bersama untaian hasrat terpendam

LANTUNAN UNTUK DAYITA

Rangkuman mesra telah menyambangi
Menuntun niat mewujudkan seikat janji
Terpatri tulus, arungi seongok jatidiri
Hilangkan harsa, kerap menyelubungi hati

TENGGELAM DALAM RESAH

Lama kuberanjak menelusuri aksara sepi
Hanya seluet hambar setia menemani
Tiada bait kata yang mau mendampingi
Makna terumbar, terberai tanpa arti

TETAP JADI PUJA

Menumpuk serat berlaga penuh onak
Memupuk aksara, meluru dalam benak
Kalimat setajam sembilu hadir menyentak
Luruhkan iba, rasa welas nyata terhenyak

SENANDUNG BAIT KELAM

Sendiri kurangkum tindak kealpaan
Sendiri kubergumul dengan kebisuan
Dahaga serakah setia bermesraan
Berkasih manja menikmati kehangatan

SELEMBAR LAYAR BEKAS

Dilubuk kelam keremangan seutas jiwa

Aku larung impian nyata telah sirna

Bersama setetes benih cinta membara

Kuhanyutkan rasa di tepian gemuruh noda

M A T I

Metani Amal Tumindak Iro

Maslahat ikatan garis benang merah
Menyala tajam tumbuhkan gerah
Merajam ego tiada lagi bertuah
Mengikis seonggok imaji tanpa berkilah
Merangkum dahaga kisah tercatat risalah

ASMARA JALANG

Kau sembunyikan rona wajah resahmu
Kau tuangkan senyum berparas pilu
Mewakili gelora hati berkalung sembilu
Ungkapan tajam berselempang api cemburu

PRASASTI RINDU

Santun malam kuucap pada pemilik rindu
Pemetik debar mesra di relung kalbu
Kunikmati getaran sentuhan sayang darimu
Tenggelamkan malamku dalam cumbu rayu

BIARKAN AKU KEMBALI

Jika kehadiranku terangsang keindahan

Lebih baik, kukembali pada ketidaktahuan
Meniti bait langkah penuh kehati-hatian
Tanpa mengusik lorong ruang kesadaran

KULEPASKAN GENGGAMAN ARAL

Ada getaran semburat dalam kenang
Merangkum masa iringi kasih sayang
Kerinduan ini tetaplah memukau bayang
Hantarkan senyum tanpa bisa terkekang

KAU TETAP BUNGA RINDUKU

Kurindukan dikau pengukir senja
Dalam setiap tindak menjelma
Kau hadir memberikan mesra
Melebur kepedihan dengan canda

TENTANGMU DEWI PUJA

Jelas teringat senda guraunya
Bergaung mesra tiada terjeda
Rasa rindu kian nyata menjema
Ciptakan rasa tuk selalu bermanja

LELAH MENITI LANGKAH

Malam, aku terjaga dari derai duka
Sukma melambung, menjejak tanpa rasa
Keinginan meliar di antara persinggahan
Berkelana bebas, tanpa arah tujuan

TERTERA DALAM DADA

Gema getar pekik merdeka
Terdengar lantang sealur jiwa
Teriring derai airmata angkara
Sekelumit harap terpancang asa
Melabur duka di antara prasetya

SAMBUTLAH MASA INDAHMU

Teriring doa untukmu wahai juwita
Kuizinkan kau mengukir kisah mesra
Mendulang kasih sayang tak terjeda
Melabur resah di antara kepingan cita

TETAP AKU RINDU

Kurangkum mesramu di sela kesejukkan
Kubuai canda manjamu di antara kesunyian
Ada kelakar rindu nyata lama teridamkan
Merebak tajam, meraba dalam penantian

TETAPLAH JADI BUNGA RINDUKU

Akan kutemani kau memeluk sepi
Akan kutemani kau sepenuh hati
Kurangkaikan bait aksara tulus terpatri
Hantarkan senyum indah tak terganti

DEWI ASMARA SEJATI

Kusambut mesramu dalam secawan madu
Akan kurasakan tanpa memiliki ragu
Biarkan aku berkhayal tentang dirimu
Dengan bait syair pengungkap rindu

PAHLAWAN SEJATIMU

Di atas lembaran pada mataku
Aku coba menulis ratusan kali
Tentang cinta yang aku miliki
Tentang rindu di relung kalbu

PEMBELAJARAN GELAS PECAH

Sesal melangkah penghambat tindak
Melabur kecewa di ujung telapak
Belenggu semangat nyata tak nampak
Pengatur jejak tertata tiada berpihak

DEBAR KISAH SEMU

Kudiamkan semerbak cerca mendera
Kurenungkan aksara tajam membara
Kurumuskan sentuhan geram meraba
Kuresapi bisikan sembilu lantunan jiwa
Kujadikan hukuman pemetik dahaga

SAMUDERA KESETIAAN

Tetesan mesra tercurah tak tersisa
Merambat perlahan lengahkan jiwa
Rabaan mesra kerap menyentuh manja
Berdayung tulus di pangkuan rasa

UNTUKMU PENEROR SETIA

Bias liar si pengganggu licik
Terhempas sudah kau si picik
Jejakmu tak lagi bisa mengusik
Ciptakan aksara tajam menggelitik

MELABUR MASA SEMU

Kukerahkan ke dua tangan
Kutenggelamkan rasa dalam doa
Melindungi mimpi sebagai tumpuan
Melabur hasrat tercermin usaha

MENGGAPAI MIMPI SEMU

Dalam sekeping niat aku panjatkan
Rangkaian kekata tanpa memiliki arti
Dalam sekelumit tindak aku sembahkan
Tanda adab akan kepasrahan diri

ILUSTRASI KECULASAN

Andai kekentalan muslihatmu tak teraba
Pasti aku tuangkan seteko cairan perhatian
Akan aku aduk bersama butiran ketulusan
Kucampurkan madu setia pemanis rasa

KEINDAHAN DALAM REMANG

Kuncup rona hiasi kedip alis tebal
Menambah keindahan sepasang mata
Apalagi terselip lentik bulu mata sekal
Menumbuhkan daya tarik penyekat jiwa

PENGHANCUR NODA KELAM

Pada pernik asmara menyapa
Aku ucap terima kasih pijarannya
Hiasi hari penuh rona pesona
Laburi keindahan tanpa dilema

APA YANG ANDA PIKIRKAN !!

Yang aku pikirkan saat ini !!
Bagaimana menebak akun asing
Yang acapkali datang silih berganti
Hiasi kehadiran dengan aksara tertuang

AKU AKAN MENEMANIMU

Adakah rindu yang tersisa di sana?
Adakah harap setia 'tuk menjelma
Serpihan jejak kecewa pasti menyapa
Meramu mimpi 'tuk raih bahagia

BIDADARI BERSAJAK PUTIH

Untaian aksara indahmu bergema lantang
Merangkum benih tulus di setiap uraiannya
Kau hadirkan sajak asmara penuh wibawa
Pentangkan kehadiran terapit sudut pandang

BIDADARI TERSAYANG

Siapa adanya kamu wahai bidadari
Gemulai langkahmu hanyutkan netra
Gerak rancakmu bergelimang mimpi
Berlenggak lenggok tebarkan pesona

P E S O N A

Entah, harus aku mulai darimana
Aksara puja-pujiku sudah habis
Bait penghantar ucap kian terkikis
Membuatku terpaku, tanpa kata

P E N Y E M A N G A T

Kendali kekang pasti terungkap
Menyemai keindahan tanpa terjeda
Hadirmu membawa rona tersendiri
Menjelaskan akan sebuah arti

SYAIR DENDANG RINDU

Sambut rasa mendulang mesra
Berpeluk karakter meniti asa
Aroma manja hadir menyapa
Meluruhkan impian berputik dera

SAYANG 2 (DUA)

Semenjak Sekeping hatimu terlukiS
Ambiguku hAdir menyibak bias pujA
Yang membuat Yakinku menjadi alaY
Asmara kurasakan mAkin tajam merabA

NGOMONG APIK APIK

Narasi aksara kiaN menjauhi impiaN
Genggaman harapG-agal aku peganG
Obsesiku kerap berkObar jauhi animO

Menapak kusaM meniti waktu makin kelaM

TETAP SEMANGAT - 03 (Cermin Ketulusan)

Terkenang saat kupanggil kau sayang
Terbayang pada rona wajah mesra
Senyum pesona kerap hiasi bayang
Menambah semerbak sepasang netra

TETAP SEMANGAT - 02 (Gugusan Resah)

Guyuran petuahmu telah tumpah
Melebar ruah membasahi titah
Rinai getaran terdengar riuh rendah
Menyisihkan niat di ambang manah

TETAP SEMANGAT - 01 (Pemahaman Usia)

Keranda usia tetap tertutup rapat
Tanpa bisikan, tak akan terbuka
Katup keranda tetap terdiam sesat
Tak hiraukan, akan hitungan batas senja

PENGOBRAL RAUT WAJAH

Guratan wajahmu sungguh memikat

Serupa buah delima ranum merekah

Bangkitkan hasrat mencumbui gairah

Siapapun pasti memandang lekatlekat

A N G G A R A

Akulah lelaki berwatak anggara
Memandang cintamu sepenuh jiwa
Meresapi rindumu bersama pesona
Menikmati cemburumu dengan canda

KISAH TENTANG GELAS

Terbesit genggaman tindak yang alpa

Memendam keinginan di jadikan dahaga

Rasa haus mendera tiada mengenal masa

Berlenggak-lenggok terpenuhi rayuan puja

TUANGAN AKSARA LINGLUNG

Bersurut ketepatan hati tiada susut
Berangsur rasa akhirnya akan terbujur
Beralih rasa menuai beribu dalih
Beralibi aksara tercurah tiada berkambi

BAHASA CINTA UNTUKMU

Serunai cintaku tertanam di pantai
Setiap debur ombak menggapai
Membisikan gelombang asmara hati
Menerpa lumpur dusta sampai ke tepi

HUJAN RINDUKU UNTUKMU

Aku kagumi dirimu bagai rintik
Setetes demi setetes basah mengusik
Ada desiran mesra hadir berbisik
Mengungkap rasa rindu tiada terusik

PERADUAN BERLAMPAN BARA

Terintis seberkas kisah kasih nestapa
Seonggok janji akhirnya terberai duka
Ratapan mantra dalam sebait syair jiwa
Nyata berlaga menjadi drama asmara
Ciptakan goresan pedih tiada terkira

SAKSI ROSO YO RUMONGSO

Kipat kipit ukoro kejepit
Sumebyar pikir nyata kekempit
Ojo dumeh welas kadung di entit
Nalika wujud, ora ndadekno bibit

TERTANDA UNTUKMU

Rona wajahmu hilangkan puja
Hasrat terpendam terasa sirna
Tiada lagi rindu menjelma
Rasa mesra hilang tanpa teraba

BUAH KENISTAAN

Sambut rasa mengungkap benih noda
Bersemi subur di hamparan ladang bangga
Buah ranum, pengukir ciptakan nista
Memikat selera, pancarkan aroma goda

TABII - (Kodrat/pembawaan)

Tebar pesona warnai aksara
Temara cumbu laburi jiwa
Tinta asmara tertuang mesra
Terikat jalinan saling menyapa

AMARAH RINDU TAK TERGANTI

Izinkan aku menyetubuhi cemburumu
Izinkan aku menikmati kemarahanmu
Izinkan aku meneguk rasa jengkelmu
Izinkan aku tetap bertahan di sini
Di antara biang kesedihan dalam hati

DABIH - (Sembelih)

Diam, membisu ikuti gerak sir
Detak nurani rajai aksara tafsir
Dentum angkara menetes bagai bulir
Datang mengusik tanpa bisa terusir

TOREHAN AKSARA USANG

Kala jejak jemariku melangkah
Kuhempaskan segenggam rasa lelah
Kuredam setangkup rasa gerah
Kuhantarkan kesejukkan penuh gairah

H A N C U R I T

Haruskah kau ukir kisah semu
Haruskah kau ungkap hantaran kelabu
Hati ternoda, jiwa dirundung cemburu

RINDUKU OLENG

Kutitipkan rinduku pada sang bayu
Namun, ada keraguan yang menggebu
Ada rasa khawatir menggerogoti kalbu
Membuat hati ini terbelenggu ragu
Menelantarkan rasa tuk menggapai pilu

KEHILANGAN

Duhai benih imaji koplakku !!
Di mana aku harus memburu
Di sini otakku terasa buntu
Derai aksarapun tak berseteru

KOPI - KOkean PIkir

Ingin rasanya kupaksa dirimu
Untuk selalu setia melayaniku
Bercumbu rayu dalam kehangatan
Bercanda mesra dalam kepekatan

NASEHAT DIRI

Adakah langkah penghambat laku
Adakah tindak menggantikan sembilu
Rasa berhimpit mengungkap haru
Meresapi jejak sampai ke dasar kalbu

UNGKAPAN CEMBURUKU

Izinkan aku tetap mencemburuimu
Mencemburui lukisan indah imajimu
Mencemburui lantunan bait aksaramu
Mencemburui ungkap pada hatimu

UNTUKMU YANG TERPUJA

Senyummu kerap menggoda imaji
Mengusik aksara tanpa memiliki arti
Terkadang akupun menyimpan malu
Merangkum ungkap di relung kalbu

GODAMU SUNGGUH LAKNAT

Terkoyak sudah jiwa ini
Tataan narasi diam meresapi
Tentang diri tiada memiliki arti
Terikat janji berwujud nafsani

MY LITTLE ANGEL

Bila waktunya sudah tiba !!
Ku bentangkan tanda di antara tanya
Pilihlah jalan terbaik yang kau suka
Tanamkan jejak terindah sesuai rasa
Agar kau temukan bias peniti bahagia

KAJIAN PUYENG !!

Ku tatap lekat-lekat rona wajah semu

Ku raba dataran cermin penuh rayu

Ku rasakan sentuhan lembab pada jemariku

Ku nikmati ke hambaran terselip malu

Tetap saja, tiada jawaban di relung kalbu

K A U

Ku mengenalmu bukan sebagai pohon

Ku kagumi dirimu bukan karena buah

Ku merindukanmu, saat kau menjadi tunas

KENDALI RASA

Untuk apa kau tanyakan pagi !!

Sedangkan kau sendiri sibuk dengan malammu

Sibuk meraih gemerlap bintang sebagai penerang

UNTUKMU PENGKHIANAT AKSARA

Di balik rona keluguhan
Tersimpan watak pengkhianatan
Di balik basa-basi kata
Terselip kebusukkan aksara

PEDANG ASMARA

Terhunus pedang asmara bermata dua
Menyisahkan kepedihan di balik cerita
Ada dahaga mendera di cela nista
Halalkan kehendak demi meraih cita

PENGGORES SAMPAH

Aroma basi pemikat rasa
Memoles culas di balik aksara
Wajah sendu tebarkan dusta
Bau menyengat runtuhkan dilema

PERMATA CINTA

Kau ibarat hiasan tak terjamak

Kau bagaikan berlian kohinoorku

Kemilau cintamu menggelitik kalbu

Selalu bercahaya mencumbui benak

SERPIHAN HATI

Duhai serpihan mutiara hati
Masih adakah kerinduan dihati
Masih siapkah kau setia menanti
Menggenggam ungkap yang termaknai

B U N D A

Tiada limpahan amanah, yang melebihi curahannya !!
Tiada kemulyaan, yang melebihi pengorbanannya !!
Tiada tanda jasa teristimewa, yang melebihi perjuangannya !!
Tiada doa terikhlas, yang di bingkiskan olehnya !!

KOPI KEMESRAANKU

Pagi ini, ku tawarkan kopi pengobat pilu

Yang ku ramu bersama rindu menggebu

Agar senyummu mewarnai hari-hariku

Teriring pula senyum sipu penuh malu

SATRIA MADU ASMARA

Izinkan aku titipkan rindu di nafasmu
Izinkan bulir-bulirnya menyentuh kalbu
Biarkan desahannya menyejukkan jiwamu
Mengusik segala gelora pada imajimu
Ciptakan kenyamanan melangkahi waktu

GENDERANG KESADARAN

Seperti kumpulan warna hadir berpijar
Sambut serinai garis pada fajar
Matahari bersinar dalam siluet tipis
Pantulkan kisah permata tiada terkikis

RANGKUMAN KECANTIKAN

Pesona wajahmu membuatku tak berdaya
Sekilas, ingin rasanya terus memandang
Menikmati hiasan terindah heningkan netra
Menjadikan kisah sebagai labirin bayang

UNDANGAN KEBENCIAN

Kilatan dera mengusik kesadaran

Tumbuhkan geram tak terpatahkan

Gemuruh dendam sambut hinaan

Memeluk cerca dalam buai hasutan

SAMBUT PETANG

Lembaran demi lembaran telak kusibak
Ku kutip goresan kisah yang telak tercetak
Ku kumpulan goresan bernoda suram
Kan kutandai dengan tinta berwana hitam
Agar jejak tercetak, tinggalkan bayang kelam

SYAIR INDAHMU TAK SEPERTI DULU

Betapa indahnya syair kemesraanmu Iitu
Terwujud hanya tuk menciptakan pilu
Ada ganjalan yang menggerogoti kalbu
Meraih nikmat, hadirkan kisah semu

DERA RASA MEMBARA

Terkukuh sudah, kemesraan merangkum hasrat
Ciptakan kenang, di sudut serpihan asa
Ada tanya yang belum terungkap nyata
Melukiskan resah di antara dahaga penat

RAIH NIKMAT SESAAT

Aku terdiam dalam kemanisan rasa
Gejolak rindu yang terpampang nyata
Terbengkelai tanpa bisa di tata
Kau tiada pernah mengerti duka
Apalagi merasakan kepedihan luka

EMBUN KERINDUAN

Di antara kuncup ruas dedaunan
Kasih sayangmu nyata menjelma
Menetrampan jiwa di rundung duka
Ciptakan bait indah dalam kerinduan

SEMBILU RINDU

Jiwa terpenjara memenuhi rasa rindu
Ada kisah kenang terlukis di kalbu
Hati terkekang rasa ingin bertemu
Gelora rasa hadir makin menggebu
Ciptakan rindu agar cepat tuk menyatu

RINDU JADI BENALU

Tanpa ucap, kusaksikan bait cerita
Terkekang rasa jiwa seakan terpenjara
Ada sekelumit warna menghiasi rupa
Terbentang bebas sambut benih etika

RINAI KEMESRAAN

Kisah senja makin menjelma
Bingkiskan dera bait derita
Ada luka setia menyapa
Ceritakan sekelumit dusta

MIMPI TERBUANG

Terkoyak hening dalam selaput siang
Saksikan jejak perjalanan ketika hengkang
Rangkuman sabda senja telah terbentang
Mengubur mimpi yang terlanjur di timang

SEINDAH KISAH SENJA

Masih terasa hembusan mesra darimu
Kau hadir membawa setangkup rindu
Kau laburi hariku dengan kemesraan
Sirnakan penat cemburu di cela keraguan

IKRAR JANJI SUCI

Izinkan aku tetap tulus mengenangmu
Mengenang kisah indah nan berlalu
Tiada lenggang kurangkum bait rindu
Demi tuk dapatkan kemesraan darimu

GEJOLAK API ASMARA

Ketika dermaga rasaku terkait rindu
Hanya rasa dahaga menanti pelukanmu
Hanya renungan resah yang kutabuh
Kupasrahkan jiwaku tuk tetap berlabuh

SELA KEKURANGANKU

Aku tak bicara tentang pujangga
Aku tak lagi mengungkap asmara
Kisah terindah lama ku pendam
Jiwa terbelenggu, hasrat terajam

LANGIT KESADARAN

Jejak kaki langit meraba kegundahan
Meredam kelam di antara kekalutan
Kicau burung sirna sambut kebisuan
Merayap manja dalam sejengkal penantian

LAHIRNYA BAIT AKSARA

Detak aksara menggerakan imajiku
Kata demi kata memenuhi jantungku
Bait terurai terhampar di altar kalbu
Ciptakan ungkap tanpa teriring nafsu

DURI KEMESRAAN

Kusuntingkan bunga mawar merah
Di sela rambutmu yang terurai basah
Tangkaimu membuat jemariku berdarah
Goresan pedih menyulut api gairah
Menuntun bait rinduku tuk setia berkisah

SIRNANYA MADAH KEKATA

Ketika risalah katamu tak sampai
Ketika madah aksaramu tak di resapi
Ketika imajimu tak bisa di hargai
Ketika ambigumu tak bisa di tapaki
Apakah masih ada jejak diksi termakai

RAMUAN NIKMATNYA DUNIA

Tergolek mesra jiwa dirundung duka
Sembilu tindak telah hadir mencerca
Berlantun jumawa tampung setetes noda
Menata goresan, jadi penghalang masa

BENCANA JIWA

Cukup rasanya bergayut gerah
Jejak tertera menoreh resah
Menelan kepedihan kujadikan kisah
Menompang tindak bersyair gelisah

INSAN TERBUANG

Goresan noda hitam berhias sampah
Rendaman aroma basi kian tertumpah
Belatung tindak bertebaran penuhi lahan
Menepis sadar terserap watak tertekan

KUSIMPAN GERAMKU

Sudah lama aku kehilangan rasa
Menerpa prahara dengan senyum tawar
Kau tiada pernah mengerti derita
Menghunjam tajam, nodai janji terikrar

TERBELENGGU IKATAN

Tanpa jejak, hadirmu hunuskan sembilu
Menggores tajam, menoreh tanpa keluh
Hadirmu tiada lenggang ciptakan gemuruh
Memupuk seteguk di dalam cawan rindu

KESUNYIAN BAIT MESRA

Di hamparan gelapnya malam menjelang
Goresan kisah melangkah terlihat pincang
Setumpuk noda kelam kian menantang
Hadirkan seulas janji tuk ciptakan kenang

SENJA CIPTAKAN KENANG

Kala senja menopang pesona
Terbesit jiwa merinai senda
Ganjalan rasa terlihat nyata
Memupuk resah terselip canda

RINDU TERSITA

Rindu ini selalu menjelma
Menantang sadar tuk bersapa
Lengkapi hasrat menggapai asa
Ciptakan masa berlampan mesra

RINDU TAK BERTEPI

Kala senja diam membisu
Gelapnya malam setia mencumbu
Bentangkan hasrat menuai pilu
Dera rasa dahaga kian melaju
Memupuk lengah sepanjang waktu

P E N Y E S A L A N

Aku menyesal !!
Dikala aku tidak bisa menjaga dirimu
Tidak bisa tulus merawat !!
Menjaga butiran dalam hatimu
Menjaga serpihan perasaanmu

TENTANG BAIT AKSARA

Ragam goresan tiada terbatas
Menoreh bait iringi kias
Tak terbantah ungkapan tertanam
Memadah kata usang tiada terbenam

NODA BIMBANG

Setumpuk halimun noda
Berkarat dalam dada
Tiada yang dirasa
Tiada pula terkuasa

CINTA TULUS MURNI

Aksara tertuang menjejak perlahan
Goresan melangkah tiada beraturan
Sekilas tersimak, terkesan acak-acakan
Berbalur kalimat penuh serampangan

KELUGUAN WAJAH SEMU

Pijaran rasa rindu ini !!
Bagaikan selarik belati bermata dua
Disetiap gerakan yang tercurah
Rasa nyeri merasuk dalam impian

BADAI ASMARA KELABU

Bingkisan rasa, telah ku cerna
Ku coretkan di altar bait kata
Aksara, indah berlabur asa
Dawai asmara, raih bahagia

AKAD NIKAH

Saat ini tiba waktunya
Dua jiwa terpatri nyata
Bukan lagi sekedar candaan
Ikrar terucap wujudkan perjanjian

DERA RINDU MEMBARA

Senja rindu menjauh sudah
Menyisir gundah terselubung resah
Sebait kenang terkumpul kisah
Bercermin kelam setia tercurah

SELEMPANG DUSTA

Terlambat sudah asa tertambat

Kemelut senja terlanjur tersemat

Hanya perenungan berbalut duka

Nikmati goresan luka menganga

PEMUSNAH HARAP

Keraguan jiwa bergetar perlahan
Membingkai kisah perintis resah
Resah tertahan terasa tiada guna
Terkikis unggara kata tak tertapak

SEJUKNYA JIWA TANPA LUKA

Dimana bisa kukupas kisah tanpa lara
Di persinggahan masa tetap tak ada
Haruskan kutetap tanamkan janji setia
Sedang hasratmu tak lepas dari dusta

PENGASINGAN RASA

Syair aksara indah mesra menerpa
Hanyutkan sadar merangkum lara
Jejak langkah luruh tanpa daya
Menikmati alunan membuai manja

KESEMUAN MASA

Aku biarkan serumpun rindu
Berkelana tuk mencari jejak
Resah melangkah tak tahu arah
Menyibak hamparan kasih senja
Yang kian lama terkikis masa

KEMESRAAN TETAP NYATA

Apakah harus terdustai !!
Segala madah yang tiada jeda menemani
Hanyutkan kisah, terhiasi dengan berbagai diksi
Hantarkan mimpi, meraih corak indah melengkapi ilusi

TAK BERDAYA

Aku tak kuasa abaikan curahan mesra yang merayapi
Aku teramat menikmati kemesaraan ini
Denyutnya sudah tersebar, menguasai relung hati
Aku tak sanggup menghalau, walau jelas terkuasai

SENYUM TULUS

Kilasan senyum ini tetap beredar tulus
Membimbing rasa tuk mengurai rindu
Hanyutkan bimbang lenyapkan ragu
Selalu bergetar, tanpa harus meraih pupus

KEBISUAN KATA

Kusapa kelammu dalam bimbang !!
Tiada kudapatkan cercaan sebagai jawab
Lambaian duka yang mengusap tanpa sebab
Rasa menerpa seakan ungkap segala kekang

KEGELISAHAN

Dalam sekelumit waktu yang terlewati

Kau senantiasa membingkiskan cerita
Walau terkesan tiada, kau seakan menjadi ada
Membuat diri ini mengenangmu hanya sebatas maya

TARGETKU

Pandanganku !!

Hanya terbatasi jarak netra biasa
Sejauh netraku memandang
Disitulah penilaianku akan menjilma
Disitulah pantauanku akan menyebar

S T O P

Peringatan keras !!

Untukmu wahai shang "Pujangga Giras"
Di mana, letak tindak berlampan bringas
Yang selalu merinai langkah dengan ganas

RINDU LAKSANA BISUL

Rindu ini laksana bisul yang merajai

Tumbuh subur di mana saja yang disukai
Tanpa menghiraukan deraan rasa nyeri
Abaikan segala kalimat penuh basa basi

TIADA PERNAH TERLUPAKAN

Mengingat akan racun cerita yang ku suguhkan

Terbayang jelas pesona cumbu yang ku persembahkan
Keindahan kisah, tak mudah tuk di lupakan
Semakin jauh hati mengusir bayangan
Semakin kuat pula, deraan rasa sesal yang menekan

SELINGAN KATA

Hantarkan laju aksaraku !!

Biarkan kata perkata aku tata kembali
Bait demi bait akan selalu aku kaji
Agar kalimat yang tertuang ini !!
Bisa dirasakan tanpa ada yang tersakiti

KESETIAAN SUCI

Keanggunan pesona dirimu !!

Bermutiara indah berlaburkan manja
Hantarkan jiwa tuk selalu bersua
Menikmati bias pancaran demi memenuhi cumbu

BADAI KEBENCIAN

Guntur kecurigaan menghiasi langit cemburu

Kilatan tuduhan kian lama kian mencekam
Bak seekor naga perkasa yang mau menerkam
Mengoyak prasangka yang menggapai luru

DERA MENGHUNJAM

Dera menghunjam tiada terbantah

Hanyutkan lengah di antara persinggahan
Ada rasa yang memendam segala umpatan
Merangkum resah meraih segala gelisah

RINDU TERTAMBAT

Ada kenang di setiap langkah

Jejak menapak merinai kalam senja
Hati bimbang goyahkan segenggam asa
Jiwa terpanah haturkan seulas kisah

UMPATAN TERINDAH

Lukisan kisah itu masih menyapa asa

Merintis ingatan tuk selalu menata
Pijakan garis masa tiada mudah di lupa
Membuai hasrat hantarkan mimpi nyata

UNGKAP LARA

Ungkapan ini rapi tersimpan

Membuai langkah tuk edarkan ketulusan
Tiada rasa yang sanggup menggantikan
Menuai kisah, memenuhi isi cawan kenangan

SEGORES KATA BIHDA'

Lambaian goresanmu tajam menggema
Melahap mahligai cumbu di relung jiwa
Ada getaran cerca merambat perlahan
Menyisir jejak yang melukis ketimpangan

TERBELENGGU RASA

Dalam sekelumit majasku !!

Kulukis sederetan langkah tuk memujamu
Tiada mungkin keingininan ini berseteru
Apalagi tuk memiliki segala keindahanmu

RINDUKU HANYA UNTUKMU

Izinkan aku !!

Tuk menyebut namamu dengan penuh rindu
Akan aku laburi keindahan namamu itu
Dengan secawan madu asmara dalam kalbu
Akan kuhiasi, dengan mimpi tulus sepanjang waktu

RATU PERANGKAI KATA

Dentuman bait aksaramu bagai sembilu

Merangkak perlahan mengupas segenap ungkap
Rasa terpendam kini nyata telah tersingkap
Luruhkan hasrat meredam jejak langkah sang waktu

TETAP ADA RASA

Selalu ada petikan rasa

Dalam senyap yang menyapa
Kata demi kata merangkai pesona
Dengan bahasa langit tak bisa diraba

RATAPAN RASA

Selalu saja menjadi mimpi !!

Meski jarak acapkali memeluk pilu
Meski waktu amat kuat membelenggu
Aku masih menyimpan harap dalam hati

RASA PENUH NYATA

Seandainya masa bisa berbicara !!

Dia pasti akan bercerita segala keladi rasa
Dia akan mengungkap, saat terciptanya lara
Dia akan menjadi saksi jejak perintis duka
Dia tak akan menutupi apa yang ada dan nyata

RAPI TERSIMPAN

Butiran gerimis putik salju meredam

Meriap hinggap di ambang malam
Lamunan sunyi membias kelam
Tegar edarkan sapa dirundung ditepian malam

RASA KAGUM

Ada kegelisahan menggerogoti rasa

Meramu madah edarkan kesejukan jiwa
Ada tanda yang tiada pernah merinai nyata
Rasa ragu mengikat keinginan yang menjelma

LUKISAN JATI DIRI

Adakalanya senja itu !!

Hanya hiasan indah membalur semu
Terkadang pula mengedarkan rindu
Berarak pekat namun tak bisa menyatu

KILATAN PESONA

Ada senyum menggoda !!

Mengupas sapa dengan sekilat lirikan
Bibir indahmu, merinai menambah kanggunan
Bait kata berhamburan, berbalur cumbuan mesra

KETETAPAN HATI

Kuingin tetap bersama senja

Mengukir harap tanpa ada jeda
Memeluk waktu penuh mesra
Hilangkan penat menyambut masa

KERINGNYA RASA

Pepohonan itu terlihat kakuh !!

Lelah mencibir dengan dekapan gelisah
Langkah lunglai, sambut masa dengan resah
Tiada lagi usapan lembut pembangkit gerah

HIASI HARIKU DENGAN SENYUMMU

Tetaplah, kau menyunting senyum indahmu

Jangan palingkan muka, tuk membenci sang waktu
Walau saat ini, madah yang kau rangkai itu
Tidak lagi kau persembahkan untuk diriku

GELORA SEMANGATKU

Kesendirian dalam setangkup asa

Iringi jejak kisah kelam dalam lesu
Hasrat terlepas, jiwa dirundung pilu
Pijaran api rindu membias, namun tanpa rasa

BAHASA MATA

Payung kerinduan itu tetap terbuka

Menyisir rintik kebencian yang menerpa
Kau dan aku saling berpegang tangan erat-erat
Menyambut rambatan rintik yang menghujat

PEMYEMBUH DERA

Bukan karena elok wajah yang kau punya
Namun, kecantikan hati yang membuai rasa
Bukan tutur kata lembut yang tercipta
Namun rasa tenang, jadi pelengkap jiwa

SRIKANDI CINTA

Wahai srikandi cintaku !!
Engkau sungguh anggun dengan wujudmu
Getaran ketegaran jiwamu !!
Tak ubahnya seperti laskar selaksa rindu

3 WAKTU 3 KESEMPATAN - 02

Waktu berlenggang tak bisa di cegah
Melepas himpitan asa yang terbebas
Kisah penantianpun tetap melangkah
Melengkapi wacana melengkapi masa
Mengukir kenang tak terlupa

3 WAKTU 3 KESEMPATAN - 01

Mengisahkan 3 waktu menuai harap
3 kesempatan tuk ciptakan kisah
3 burung berdiri berjejer di atas tonggak
Tatapan tegar, abaikan cuaca menerpa
Tiada bergeming, tuk lewati masa

PERINGATAN UNTUKMU PUAN

Puan .. pemintal alur cerita !!
Sudah cukuplah kau bersandiwara
Sudah cukuplah kau sembunyikan rupa
Mengurai cerca kata di balik layar senja

ALUNAN DAWAI ASMARA

Puan penggoda kalbu !!
Tahukah kau dengan getaran rindu
Fahamkah kau akan eratnya belenggu
Rasaku seakan sudah tersita untukmu

CELOTEH RINDUKU

Aku rindu pada si janda waktu itu
Senyum manis terbayang di kalbu
Melukis rona indah penuh warna
Hantarkan resapan di relung jiwa

R A P U H

Serpih imaji terangkai tiada terjeda
Tertuang aksara berhias benih papa
Memintal bait hanya berbingkai lara
Karena aku, hanyalah hamba sahaya

MAKHOTA CINTA DUKA

Keindahan itu pernah menghanyutkan
Kecantikan itu hanya sebagai polesan
Senyum manis itu hanya racun
Sekali terteguk, jiwa pasti tertengun

TERCAMPAKAN

Kerap hati di rundung duka
Memintal resah di penghujung rasa
Hasrat berlabuh kerap terpenuhi noda
Geresan terpampang mengais prahara

PESONA KEANGGUNAN

Aku tak pernah bosan tuk memujamu
Mengagumi akan lekuk keanggunanmu
Pancaran indah dari wujud dirimu
Menyimpan pesona tak memintal ragu

KREATIFITAS TERINDAH

Deting alunan rasa dalam kalbu ini
Tak akan pernah berhenti membayangi
Menyuarakan syair mesra tak terganti
Iringi titian ritme tangga nada di hati

B I N G U N G !!

Kerling kemesraan yang kau untai dulu
Masihlah terasa di pintu gerbang benakku
Keterpesonaan yang kau bingkiskan itu
Masihlah menyelubungi relung rinduku

KEPULAN UAP RINDU

Hasrat bergerak sambut mentari pagi
Ada rasa tertinggal di ujung serambi
Cahaya mengerling  sembunyikan diri
Mengungkap rintik malu di beranda hati

TIADA TERTINGGAL

Ada goresan sajak yang tertinggal
Di bawa rembulan rasa tertanggal
Derai nafas tulus terasa tersenggal
Menanti kehadiran yang kian tercekal

KASIHKU TELAH HILANG

Kiasan rasa luruh menggapai nestapa

Langkah meniti membias penuh raba

Hamparan kelam membuai tak terasa

Menjebak impian yang lama tersita

TERBEBAS HIMPITAN

Sambut sapa penuh senyuman
Menoreh kelam di ujung peran
Lagak jumawa melabur kesombongan
Memintal dahaga di balik kebanngaan

USAH ADA HARAPAN

Kata manis berlabur madu
Kini telah usang tak menyatu
Kiasan aksara manja tiada terluru
Kelam melabur setiap jejaknya waktu

MADU ASMARA

Seandainya cemberutnya seperti gula jawa
Pasti akan aku rasakan sepenuh jiwa
Akan aku tuangkan di atas rindu membara
Akan aku selipkan pula mutiara mesra
Agar kau merasan nyaman saat bersama

SIRNANYA KEINDAHAN

Syair nada symphoni jelang malam
Mengusikku tuk memetik rasa kagum
Nada lembut iringi aku temui lamunan
Lengkapi kerinduan yang lama tersimpan

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Terbengkalai rasa terpapar indah
Merinai asa tanpa menuai gelisah
Batas khilaf telah mengukir kisah
Menerobos batas di ujung risalah

GELAGAT HATI AROMA BANGSAT

Gelagat
Goresan tersemat
Gerah ciptakan penat
Gaung masa penuh khianat

KU UCAP TERIMA KASIH

Ku ucap terima kasih padamu wahai sang waktu
Seiring gerak gemulai pada detak masamu itu
Kau telah hilangkan embun beku di alis mataku

HAIKU BERWATAK JUAMPUT

Satu persatu ikatan hilang mawut
Jelang senja gundahpun semrawut
Adakalanya ku ucap pekik juaamput
Jadi obat resahku terobsesi akut

LELAKI BODOH

Sebenarnya aku ini lelaki bodoh
Walau tahu ada jebakan menghadang
Namun langkah ini tetap tak terhenti
Melangkah bebas tuk melewatinya
Sirnakan segala prasangka mengganjal

PAGER AYU

Ｐerkara kesenangan sesaat yang melewati batasan etikＡ
Ａkara tentang impian, menambah gairah untuk ingin mencobＡ
Ｇerai sela merangkum tindak demi mendapat apa yang dipujＡ
Ｅntah sengaja maupun tidak, sela kesempatan pasti akan bernaung dalam jiwＡ

T A U R U S

Tanah, elemen dasar bentuk karakter tersiraT

Temara kerap menjadi tumpuhan amanaT

Tirta amarta tercurah tanpa batas tersemaT

KOPI LAMBADA

Mengenalmu merupakan hal terindah
Mendapatkanmu tak pernah kuduga
Mendampingimu itu kado teristimewa
Bersamamu itu adalah suatu anugrah

TUNGGULAH AKU !!

Andai kau bisa kuraih dalam pelukan
Pasti akan aku dekap erat tak kulepas
Kulaburi adamu dengan wujud perhatian
Kucukupi ronamu dalam setangkup rias

PERAMPINGAN

Kisah bersemi adanya kehadiran
Jalinan erat terikat adanya sapa
Tak mungkin aku menepuk angin
Jelas terasa, namun tak teraba

NADA PIANO JIWA

Deting piano rasa, melangkah bebas !!
Ajarkan jejak notasi indah terselubung bias
Berjalan perlahan, getarannya terasa jelas
Membimbing jiwa, mengupas segala kias

PUJANGGA JARUMAH

Runtuh redam tak tersisa
Hancurkan pundi tersimpan asa
Tak peduli, hadirmu berbingkai setia
Tiada bersua, pasti kan'ku dera

IMAJI OTAK

Wahai otak-ku yang berkharisma
Kau komponen penting dalam pijaran
Tugasmu 'tuk mengomando urat rasa
Menyampaikan ungkapan di sela jiwa
Tapi mengapa dalam nyataannya !!
Kau acapkali mengungkap dusta ??

CANDU DUNIA

Aku hanyalah sekeping kalbu semu
Jasadku lunglai tersendak penikmat candu
Usiaku terabaikan di kala meniti waktu
Jejak langkah tertempuh tiada pernah luru

PEMUPUK NODA

Sambut hangat untukmu ramadhan
Tiada hari terjeda tuk lupakan kehadiran
Jejak menapak bingkiskan ketenangan
Lupakan resah, hanyutkan kegelisahan

KEALPAAN HAMBA

Hamba memohon maaf padaMu !!
Memohon ampunan akan segala khilafku
Mohon petunjuk yang lama telah berseteru
Mohon hidayah dalam dahaga semuku

KERAGUAN JIWA

Berlantun bangga saat daya menjelma
Pijarkan kesombongan tiada terjeda
Tindak langkah menjejak tak semestinya
Ciptakan gerah di antara sisi noda

LENA TAK TERJEDA

Sinar karuniaMu sungguh mengharukan
Menapak jelas penuh dengan ketulusan
Tiada ragu Kau pijarkan cahaya ampunan
Kau penuhi dengan wujud kekhusyukan

NODA BERSARANG

Kerling noda kerap menyapa manja
Hadirkan resah meratap di ujung senja
Menginggat kenikmatan semu jadi puja
Teraih nyata, terselip jiwa keras bagai baja

TAK PANTAS

Aku hanyalah cerminan si pemulung
Jiwa bernoda hasrat tak terkurung
Gejolak dahaga tiada pernah terbendung
Sukma berkelana kesadaran terlarung

AROMA BERKAH

Semerbak hidayahMu sungguh amat merayu
Aroma wangiMu pun menghipnotis kalbu
Ada getaran merambat dalam aromaMu
Terselip pula keharuman sepanjang waktu

AIRMATA RAHMAT

Malam bersambut penghias pintu berkah
Pancarkan niat menempuh laju istiqomah
Getaran rasa merintis ucap doa tasbih
Kultumkan tindak tuk jadi insan terpilih

DAWAI NODA RASA

Senja setia terukir tanpa kenal waktu
Langkah menapak bingkiskan segala rayu
Tiada jenuh hadirkan kelam dalam semu
Cahaya terpancar tiada terjeda oleh cumbu

PANCARAN RAHMAT

Bulan penuh berkah tersimpan keagungan
Mengungkap risalah suci tak tergantikan
Jiwa nan murni setia sambut kehadiran
Ciptakan damai jiwa menggapai ketenangan

RAMADHAN PENUH KEBERKAHAN

Ramadhan oh Ramadhan !!
Bias cahayamu penuh keagungan
Curahan teduhmu membawa ketenangan
Membelai mesra menyambut keberkahan

TENGGELAM NODA

Bias cahayaMu tiada susut oleh waktu
Merambat perlahan membasuh kalbu
Jiwa bergetar berlaburkan manik rindu
Bingkiskan seuntai doa tuk selalu bertemu

TERBELENGGU NODA

Jejak-jejak langkah terbuai kesombongan
Menapak tegar sirnakan benih ketetapan
Berbalut luka jiwa menyongsong dahaga
Meneguk nikmat mengerling penuh manja

BULAN PENUH TOBATAN

Sajak sejuk di sela bulan suci
Hadirkan kepasrahan mengupas diri
Hati tertunduk jiwa mengutuk pasti
Menginggat langkah tanpa memilki arti

RAMADHAN SUCI

Berdesir jiwa terasa berontak
Teringat noda yang tajam tertapak
Rasa sadar seakan terhentak
Saksikan dera kutuk makin tampak

CAHAYA RAMADHAN

Di antara resapan detak jantungku
Rasa bergetar saat menyambutmu
Engkaulah Ramadhan selalu kutunggu
Menumpahkan segala keluh kesahku

TAK PANTAS SAMBUT RAMADHAN

Aku pendosa berkalang debu
Pencipta prahara di sepanjang waktu
Tiada bosan menapak penuh liku
Gelak tawa iringi kenikmatan semu

DALIL PEMBELA NURANI

Derai tangisan tuntunan sejati
Menggores perlahan ke ulu hati
Dera pedih abaikan titah nurani
Menikam tajam iringi rasa dengki

MEKARNYA RINDU

Degub jantung terasa membahana
Menata rindu makin membara
Menyimpan rasa tuk bersua
Menuai kasih tiada terjeda

KEHADIRAN RASA

Indah nian inspirasi terlantun
Berdendang memenuhi derai keluguhan
Tersuguhkan madah kasih keharmonisan
Menambah jejak asa meraih harapan

TERIKAT JANJI SETIA

Izinkan rinduku terkuak !!
Menyibak kenang tanpa terjeda
Menguak rasa bernaung mesra
Tetap utuh, tiada retak

WUJUD INGSUN SEJATI

Tes tumetes geteh abang
Pasragahan dalan saka biyung
Tes tumetes geteh puteh
Perintis dalan saka bapa

ASMARA TANTRA

Aji sirep asmara tantra
Kebak laku gending jiwa
Krentek rasa ngeji sempurna
Larung ala sak pinggire sukma

KEMULAN RASA

Sumebyar jagad kendali rasa
Sumurup cahaya pilar pamungkas
Aji wacana ngerasuk sukma
Kencana wawenang dadekno awas

DISKUALIFIKASI

Struktur penjajah masa kini
Jalur pemerataan tak berbudi
Mengumpat langkah tanpa klarifikasi
Mengutamakan pijaran kelompok jatidiri

KETULUSAN RASA

Ku genggam erat jemari tanganmu
Ku nikmati semerbak aroma dirimu
Ku bisikan kata mesra di telingamu
Kau pun sontak tersenyum malu
Kau tertunduk, raut wajah tersipu

BAHASA AKSARA

Kucium mesra aroma goresanmu
Kusimak tajam bait aksaramu
Kutemukan getar ketenangan semerbak
Menetramkan lorong rasa di benak

K E S E M P A T A N

Sampul goresan wajah terhias
Semerbak, cipta damai sekilas
Madah aksara di sela bait terilis
Hanyutkan angan menuai laris

BEKAL MENANAM PAKERTI

Puja pujiku kerap tersaji
Padamu sang pujaan hati
Ikatan hati nyata terpatri
Terikat kuat iringi janji suci

SKETSA PELANGI HATI

Sunyi menyapa Sekat aksara terhiaS
Kala hadirnya Kias bait tersimaK
Entah, hati mErembak tiada ampE
Tapak yang terTera tak tersemat

PEMBACA RASA

Hanya samar yang tertinggal
Jejakpun tak bisa menapak
Bias keburukan menuai tampak
Cahaya kemurnian terbaca sepenggal

SALAM KENAL - 02

Berpijar aksara bertabur intan
Cemerlang hiasi wadah goresan
Bait aksara telah temui singgahan
Merintis ungkapan rasa terjalin ikatan

PECUNDANG AKSARA

Sejuk aksara termadah puja
Mengkais kata berpura hampa
Rendahkan bahasa bertutur seka
Picingkan senyum bertabur dusta

ROMANTIKA ASMARA

Sekedar ungkapan yang terkias
Tersemogakan menjadi benih bias
Aku mencintaimu dengan jelas
Dan bukan dengan pancaran sekilas

YANG TERLUPAKAN

Jangan lagi ajuhkan tanya !!

Bait jawabanku sudah terlupa

Ulasan tanda sudah ku buang

Melengkapi jejak di sela kenang

CALON PEMIMPIN SEJATI

Kami tak butuh janji
Kami tak memerlukan panji
Kami juga tak memandang simpati

DERA KISAH INDAH

Ucap basi giat tertata
Urai jejak bersandang nista
Sekelumit kisah menuai dera
Bersimpuh, pijarkan sekeping doa

NASEHAT JIWA - 02

Rantai kesadaran kadang terlupa
Memetik puja tersamarkan asa
Benih tersebar menjadikan bangga
Niat tulus nyatanya terpenuhi noda

KUNIKMATI PAGIKU

Hidangan nasi pecel pagiku !!
Menambah semangat jemari menari
Meniti waktu tuk menapak sendiri
Abaikan seulas sapa basa-basi waktu

TETAP TERINDAH DALAM PUJA

Bolehkah aku cemburu !!
Cemburu pada seraut wajah ayu
Cemburu pada yang unyu-unyu
Cemburu dengan keanggunanmu

DESAH LENTERA SUNYI

Bisik-bisik angin mengucap dengung
Menatap tanya, tertanda bingung
Sejuta wajah pengecut kini melambung
Hentikan tindak, otak makin linglung

BIDADARI MUNGIL

Cahaya semerbak mengikis gundah
Merangkum bias, pancaran merekah
Kemilau semangat terpentik sudah
Iringi gemulai tatapan si lincah

QULTUM RASAKU

Seandainya, bait alunan cintamu
Seperti kemerduan adzan shubuh
Berkumandang bebas tanpa penghalang
Menjadi detum suara tiada tersaing
Mewujudkan rasa tulus dalam relung

REMBULAN KETULUSAN

Seandainya !!
Bias anggun cintamu seperti rembulan
Pancaran rindumu seperti sinarnya
Biarlah, untuk saat ini !!
Aku lebih suka jadi gelapnya malam

KAU KEBAHAGIAANKU

Kala bibir diam malas berucap

Candaku hadir tuk mengusap

Iringi sapa mesra hati menatap

Arahkan langkah kata tuk menetap

KUKETUK HATIMU

Kala aksara tak mampu mengurai ucap
Ketika bait puisi tak bisa wakili ungkap
Saatnya kata terurai diam terkatup
Waktunya jatidiri menjadi penutup

GURATAN SESAL

Ku simak, derai sajak tercecer
Ku baca, rinai bait meliar
Ku kumpulkan ungkap teredar
Ku jadikan lantunan dalam gusar

PIJAKAN LENGGANG RAIH TENANG

Kala bias sang fajar merambat pelan kini mulai nampak
Iringi derap jejak langkah kaki hengkang mendepak
Ritme nokta waktu berhenti berdetak
Membalur jalan setapak
Pijak

DERA LUKA TIADA MUSNAH

Bait senja terdiam, menunduk di ujung harap tak terbalas

Telapak tangan menoreh hitam di ujung noda

Kelam pekat di rundung gelisah

Raih sembilu lara

Luka

HILANG TERGERUS WAKTU

Di sini, di pembatas mimpi
Banyak kutulis rumus kata inti
Ungkap getaran pengikis hati
Urai, semerbak aroma dewa-dewi

KUNTUM BUNGA DUKA

Lidah tajam menjilat penuh bisa
Noda pekat lekat mengusap sukma
Lenyap ceria terpampang di jiwa
Hancur lebur tergerus dusta kata

C U L A S

Luluh lantak kisah mendera
Bait kilah akhirnya bersua
Tiada sangka !!
Kalimat basi mengusap manja
Samarkan kehendak di sela asa

LANGKAH KEPASTIAN

Di antara niat yang terpasung
Rambatan rasa terasa semerbak
Menebar ketegaran di sela jejak
Menyemikan rasa dalam ketetapan
Tanpa kebimbangan merasuk jiwa

SYAIR RINDU

Canda gurauan setia menapak
Mengelitik rasa di ujung retak
Luluhkan benci hampir mengerak
Rangkaian sapa tetap menetap

BINGKAI RASAKU

Kemaren pujaku masih menghias
Kutuangkan namamu di atas kanvas
Kuratakan menutupi sela kekurangan
Kuhiasi dengan segenap perhatian

PENYAIR ANEH

Kata beralun seenak hati
Menyibak langkah sesuai naluri
Kata terbingkis tiada termaknai
Senyum mengulas, menyapa diri

OMBAK ASMARA BIRU

Deburan asmara samudera biru
Melambai tulus mengusik kalbu
Merinai mesra berlabur rayu
Bercurah kasih melengkapi waktu

AKSARA PENENTRAM HATI

Aksara termadah terasa berontak
Berjubel memenuhi ruang benak
Mengganas makna tak tersimak
Uraian bertengger tiada terjamak

KIDUNG MANTRA JIWA

Syair mantra hadir mendera
Majas terindah rasa teraba
Kuncup sadar menyibak jiwa
Hasrat terpendam angan bersapa

SAMPUL PEKATNYA RASA

Kuramu kata pekat dahaga
Kurilis kujadikan bait puja
Kubalur risalah di setiap baitnya
Terkesan indah berhias permata

MANTRA KATA PENUH NODA

Aksara mantra rata menggema
Bingkiskan kias berlantun doa
Rinai sajak tentramkan jiwa
Sukma pengabdi siap tertata

AKHIR KESEMPATAN

Sejenak terdiam memeluk bisu !!
Tanam prasangka di relung kalbu
Jejak menjauh, waktupun berlalu
Sirnakan impian berselempang pilu

SAHABAT NDUGAL

Wahai sahabat kapirku !!
Di lubuk hati yang terdalam
Jujur aku katakan !!
Kau sungguh best of the best
Aku teramat salut padamu
Aku segan pada pribadimu

NASEHAT JEJAK MASA

Haruskah seseorang mengucap syukur
Ketika diri di beri ingatan yang tajam
Dimana aura ketajamannya !!
Melebihi segala jenis senjata mustika
Melebihi pamor perekam suara
Siapapun akan merasa getar !!
Mereka pasti akan merasa segan

BINGKAI HENING DALAM LARA

Dikala kekosongan diri mengusik rasa
Tiada daya apapun !!
Yang dapat mengelabuhi sadar
Disaat kehampaan mendera berbingkai lara
Tiada kesempatan lagi !!
Untuk mengisi waktu yang terbuang

KEHENINGAN BERMAKNA

Sepi .. Sunyi .. merayap tanpa henti
Menuntun jiwa menapak kembali
Sekian lama tak mengusik hati
Melangkah tegap mengurai pasti
Tanpa ragu, rasa tetap menyambangi
Melabur makna lama tak tersinggahi

TERKUAK NODA DAHAGA JIWA

Terkuak
Detik melangkah
Masa melaju pasti
Meniti bayang jadi nyata

ALUNAN SADAR

Hentakan alunan nada syahdu
Hantarkan kedamaian menelusuri kalbu
Nada mengalun penuh cumbu
Menggores rasa bagaikan sembilu

JATI DIRI

Terkadang, dilain sisi
Aku lupa akan jati diriku
Terkadang pula disisi lain
Aku bangga akan wujud diriku

ADA DAN TIADA

Dari tiada ke ada
Merasakan ada, namun tiada
Rasa tetap selalu ada
Terbelenggu kata, tetap tiada

HUJAN MESRA

Hujan menyimpan sampul cerita

Menoreh kisah tentang kita
Tentang rintik tanpa terjeda
Tentang asmara sepanjang masa

DERA DUKA

Tiada terhalangi !!
Kala curahan tinta menyambangi
Menyapa lembut sang mentari
Sapa tulus, tiada tertapaki

DERA DALAM NODA

Aku pernah terhanyut noda
Merasakan dera tak terkira
Merasa diri bagai satria
Mengulas senyum penuh jumawa

PERENUNGAN RASA

Ujung pangka ujung samudera
Menggerus tajam memintal jiwa
Gemuruh ombak memenuhi asa
Sukma terpancar titahpun tertata

RATU MACAN

RAsa TUlus MAnis dan CANtik

Kilatan netramu tajam menghujam

Memancarkan sembilu hujat merajam

Rasaku tertunduk, angan tenggelam

Jiwakupun tergetar bergumul diam

RINDU TAK TERJEDA

Izinkan aku tuk mengingatmu !!
Mengingat akan masa indah itu
Meremas mesra pada sang waktu
Mendekap hangat penuh dengan rindu
Rasa seolah tersampaikan dengan cumbu

E A E

EAE
Kusebut namaMu di kala rindu
Kusisipkan rasaku
Dikala aku memikirkanMu

PERSINGGAHAN MASA

Dikala hamparan sajadah cintaMu
Tergelar tulus dengan usapan mesra
Membentang luas dengan wujud nyata
Saat itulah, aku seakan diam tertunduk malu

SIKSAAN JIWA

Kulewati angkuhnya keegoan nyata

Asa terhimpit, rasa terasa makin merontah

Kasih sayang tiada bosan menetap di relung jiwa

Membayangi langkah menikmati jejak masa

AJARI AKU - 02

Aku tak akan mengejar akheratMu
Aku tak akan menginginkan nerakaMu
Aku juga, tak akan mengharapkan surgaMu

Aku memang buta dengan semua itu !!
Pendengaranku, hanya menyesatkanku
Penglihatanku, hanya mempengaruhiku

SAMBUT BIAS SADAR

Cercaan cumbu sang waktu !!

Tiada lagi menyapa membingkai rayu

Tiada lagi memeluk dengan handaru

Hanya niatan yang memetik hastu

Hantarkan kesejukkan di relung kalbu

ANTARA ADA DAN TIADA

Tetesan risalah menerpa rasa !!
Arahkan langkah tuk menuju segala titah
Ada kalanya, rambatannya memunculkan kilah
Hanyutkan sadar, abaikan kehendak yang ada

MUNAJAT MASA

Tiada kebanggaan sejati !!
Hantarkan senyum tulus nan murni
Menapak jejak akan keberhasilan diri
Menoreh kisah, terhalangi dengan duri
Menyambut hidayah dengan ketetapan hati

SELAMAT UNTUKMU ARJUNA SEJATIKU

Senja malu menunjukkan wajah

Menapak tulus iringi rona darliah

Ada segenggam bait pengurai kisah

Melangkah pasti, tuk menjadi ikanah

Aral melintang, tetap tunjukan janirah

AKU DAN AKSARAKU

Lihatlah detuman irama mengalun itu
Rasakan alur yang membuai rayu
Nikmati usapan mesra irirngi waktu
Tenggelamkan hasrat tuk mengupas rindu

TIADA PERNAH PANTAS

Masih pantaskah !!
Diri ini meronce kekhusukan diri
Menyimak segala rahmat yang terbias

SEBELUM TERLAMBAT

Di penghujung usia usang !!
Wajah kelam tak bosan tuk bertengadah
Panjatkan lantunan sekeping doa resah
Di sudut gulita, tanpa berbias terang

DIAN DAN LENTERA

Mengapa kau bersusah payah !!

Terbelunggu niatan tuk cari penerang

Mengikat kehendak tuk dapatkan bias

Bukankah pada dirimu sudah lengkap

Berbagai cahaya sudah terpancar

Berbagai pantulan sudah dirasakan

CAHAYA SEGALA CAHAYA

Sinar cahaya indahMu !!
Tiada lenggang menyinari urat nadiku
Sinarnya setia mengawali deru nafasku
Pancarannya, tiada pernah terganti
Menelusuri ruang asa di sudut jati diri
Setiap saat, selalu setia tuk mengiringi

CAHAYA KASIH ABADI

Bias kasihMu tajam menghujam
Meluruhkan segala kidung penuh noda
Meruntuhkan titah bermanik prahara
Menenggelamkan ulasan sebagai symbol semata

CERMIN PENYESALAN

Sudah hampir sewindu !!
Langkah berayun tak menentu
Arah terbentang terasa semu
Jejak niatpun seakan ikut membisu

KUNCI PINTU BERKAH

Adakah kebimbangan yang bergayut dalam tasbihNya
Adakah keraguan yang menempatkan urutanNya
Ketiadaan yang pasti akan menjadi ada !!
Apa yang tercurah pasti akan membawa karunia
Tiada pengabaian saat mengurai segala rintisan asa

MALULAH PADA DIRI

Tiada bosankah, kau mengumbar kata penuh keimanan
Setiap mutiara kata menebar, kau selubungi dengan kemurnian
Tiada henti, kau berdawai dengan doa yang terpanjatkan
Mengedar bintang-bintang cemerlang penuh kerahasiaan
Melangkah bersama menggapai segala madah kedepan

KASEMBADAN LELAKU

Roh sifat kedunyan !!
Ora bakalan langgeng ole e manjing kebicikan
Opo maneh, wis kedunungan roso kabotan
Sampe sepreneh ora gelem ngingkise kelakuan

I B U N D A

Tiada limpahan amanah, yang melebihi curahannya !!

Tiada kemulyaan, yang melebihi pengorbanannya !!
Tiada tanda jasa teristimewa, yang melebihi perjuangannya !!
Tiada doa terikhlas, yang di bingkiskan olehnya !!

SAJADAH USANG

Tidak malukah, kau dengan sajadahmu !!
Dia selalu setia di gelar walau sepanjang waktu
Dia memililki ketulusan saat mendampingimu
Tiada keluh kesah yang bisa membuatmu haru
Hanya kemurnian kasih sebagai penghantar laku

KEBEBASAN JIWA

Senyum terkembang dalam kebimbangan
Luapan kata menebar seperti asap kemenyan
Aromanya menyengat berlapis keharuman
Berganda kemistikan menebar keraguan

KEPERGIANKU

Tak usah heran dan bertanya !!
Tatkala cahaya bulan mulai jadi samar
Ketika sapa tak hadir tuk merinai debar
Saat itulah, bias kuncup asa tinggalkan masa

KESETIAAN RINDU

Rinduku laksana debur ombak dilautan
Mengusap perlahan penuh kelembutan
Menyisir butiran jelaga yang bertaburan
Meramu kesuraman di atas permukaan

SYAIR SETAJAM BELATI

Hati gundah, pikiran terasa kusut
Membias aksara yang tak lagi tersambung
Kalimat tertata alurnya berayun bingung
Bekukan inspirasi, yang kian hari kian susut

KISAH KELAM

Semua seakan menjadi gelap !!
Jangankan mengayunkan langkah kedepan
Merabapun seakan tak bisa dirasakan
Apalagi saat melihat, seakan selalu tersilap

RENUNGAN SADAR

Tiada kutinggalkan bekas dalam goresanku
Kuhilangkan segala jejak menapak
Aksara indahkupun sudah tak lagi tampak
Mengikis segala harap berpancarkan rindu

SIRNANYA SEGORES AKSARA

Jangan lagi ada tanya !!
Kegundahan hati, sudah tak mau jawab
Rasa rindu sudah terlanjur tak beradab
Mengurai kisah hanya tuk bangkitkan luka

LAUTAN RINDU

Hamparan lautan rindu ini tak bertepi
Hanyutkan biduk keraguan di pesisir
Gelak tawa terasa kering di penuhi sir
Meramu jejak yang sembunyi di sela nafsi

RAHWANA

Akulah si rahwana !!
Tiada lenggang dengan segala tipu daya
Berwajah satu, memiliki segudang kelicikan
Tak akan pernah puas ciptakan pola Keculasan
Bila mangsa bebas berkeliaran menggapai keinginan

CANDU ASMARA

Kuedarkan titian jejak tentang asmara
Sukma tertengun membalur bangga
Waktu melangkah seakan tanpa jeda
Merinai kasih sayang memenuhi ruang jiwa
Rasa ini, kian hari makin membara

SYAIR UNTUKMU

Untuk apa berlari mengeja kata
Goresan pemintalpun sudah tak ketara
Tarian gemulai menjadikan kalimat tertata
Tetap saja tak bisa dibaca

KISAH YANG BERLALU

Dalam senyap !!
Seribu kata, tak pernah bisa mewakili ucap
Terpaan selaksa makna, hanya bisa mengusap

RISALAH CINTA

Cinta tak perlu pencerminan kata
Cinta juga tak memiliki basa basi rasa
Bila pancaran cinta menyala !!
Tanpa minyak, alur kasih akan terbakar pula

RATU PENGGERUS WAKTU

Selemah itukah kau !!
Semudah itukah jalan pikiranmu
Dengan mudahnya kau terima rayu
Dengan bangganya kau jatuh dipelukan semu

BAIT KENANG

Aku sudah terlanjur disini
Menafsir segala kekang rasa terpatri
Mengkultumkan irama jadi melodi
Merangkai noktah dalam seikat janji

LAMUNAN SIALAN

Hai kau .. yaa kau yang disitu !!
Datanglah kemari didekatku
Singsingkan sadar merenguk waktu
Duduk berdampingan menikmati madu

SECANGKIR KOPI PUJAAN

Pesona dirimu tak tergerus waktu
Panjatkan keinginan tuk menyapamu
Detik kuramu ciptakan rayu
Menggoda rindu merangkum ragu

PELENGKAP RINDU

Sekepinng sepi telah genapi rindu
Memenuhi ilusi mengurai dalam liku
Adakalanya rasa kerap terselip ragu
Menoreh senja di sela kalbu

PENUTUP

Secercah kata beredar di tungku dian

Kalimat berlenggok lengahkan rasa

Segenggam api rindu kian menyala

Terangi tarian dusta di sela pijaran

GURATAN GILA

Sepi bergayut ciptakan tanya
Mengulas netra menyimak aksara
Hati bimbang bingkiskan tanda
Hadirnya jawab, jiwa mengkais rana

CAWAN KEPALSUAN

Aku edarkan malam makin membiru
Meredam segala kabut prasangka
Merangkum kisah pemetik lara
Membekukan rasa menanam ragu

TIADA BENCI

Singkirkan sapa semumu itu
Bergelora tajam terdengar syahdu
Cukup sudah kuterhanyut bujuk rayu
Lenakan rasa tuk menyambut rindu

SIAPAKAH AKU !!

Cukup sudah, segala ulasan !!
Menoreh duka dalam sanjungan
Membingkai senja mengukir lamunan

Itu hanya ungkapan hati
Langkah nyata namun tak tertapaki
Merinai sajak, terpenuhi dengan benci

GURATAN PALSU

Aku, tiada pernah usik guratan-mu
Walau aksara-mu berlapiskan diksi
Namun aku tak pernah empati
Semua hanya laburan senja penuh rayu

EMBUN PESONA

Pada pucuk daun muda
Terlihat embun haus dalam sapa
Merangsang hasrat tuk menggoda
Senyapkan rasa hilangkan kendala

SENANDUNG HIJRAH

Ketika bias hijrahmu mendulang
Rasa iba dan murka-ku terasa hilang
Senyumku menghias sampai petang
Pupuskan kisah berselempang kenang

KISAH LAMA

Pagi jua yang selalu setia menyapa
Iringi kecerihan pancaran kelopak mata
Ada senyum penghantar di jendela
Kisahkan senja yang tiada berduka

BAYANGANMU TETAP ADA

Disini aku tetap menunggumu !!
Menanti kehadiranmu tanpa henti
Mengurai senja silam tuk hibur hati
Memaparkan samudra harap tanpa ragu

PENOREH MALANG

Disini aku merangkai sepi
Berdendang mesra diambang beku
Menoreh ambigu tanpa memiliki malu
Menata diksi pengantar kesejukan hati

CINTA SAMAR

Samar memetik nyata
Memintal bayang jelas teraba
Syair luapan mengusik rasa
Menyelaraskan jiwa tuk bersama

LAMUNAN

Langkah keinginanmu jelas ketara
Tutupi kendali kekang sepanas bara
Mengekang kehendak di antara jiwa
Jejak tapakmu-pun tiada pernah sirna
Hilangkan senyap berwujud nyata

SELAMAT TINGGAL SAHABAT

Berbenam kisah edarkan rasa
Penyatuan dahaga tiada sirna
Kupasan syair indah jadi perantara
Berbenah aksara tak jeda tuk bersua

ATMOSFIR RINDU

Luapan molekul perhatian telah tercurah
Pijarkan bias gas kesejukan nan menggoda
Meracuni rinai asmara tanpa iringi tanda
Nyalakan bias amonium tanpa tahu arah

LUKA MAKIN PEDIH

Musim senja kini telah mati
Tergerus janji yang tak pernah ditepati
Keharuman rindu kini telah pergi
Menyibak masa berasa tak terganti

RAIH HENING

Dihantaran sapa lentera alam
Kupejamkan mata tuk berkhayal
Sukma meniti berlenggang penat
Singkapkan resah disela kepalsuan

KISAH KOPI HITAM DAN PUTIH

Pernah kupikirkan !!
Saat pertemuan kembali merebak
Meniti janji di suatu tempat
Memijarkan pesona dalam setiap ucap

HILANG JADI SAMAR

Hantaran kata berlabuh penuh onak
Meniti kalimat terasuki segumpal dahak
Rangkaian kata indah kini telah retak
Berlabur lara, duka makin mendesak

AKU ADALAH KATA

Aku hanyalah sepenggal kata
Jejak langkahku pasti sudah terlupa
Kalimatku merinai berbias sangka
Mengungkap ilusi segala tanda

SUKA BAYANGANMU

Cukup puas, melihatmu sebagai bayang
Jejak mengurai mewarnai imajinasi rasa
Kuraba goresanmu sepenuh jiwa
Hantarkan khayal tanpa memiliki lenggang

PERCUMA

Berbantah kata tak berujung
Pada akhirnya tetap bertengkar
Mencari alasan tak berdasar
Pada akhirnya akan jadi buntung

SYAIR SEJUK

Syair sejukmu hepaskan sukma
Menenggelamkanku ke dalam lamunan
Hantarkan dawai mimpi penuh kelembutan
Merayuku meniti langkah sambut masa

TERPURUK

Adakalanya awan tak enak hati
Ciptakan kesuraman di langitnya
Tiada sapa lembut iringi tanda
Tiba-tiba tangis turun dengan derasnya
Terkadang juga hanya sapaan berupa rintik

NASEHAT JIWA - 01

Dustai dirimu dengan sepenuh jiwa
Cercai dirimu bagaikan sang pendosa
Hinakan dirimu dengan sayatan luka
Agar kamu memahami kisah dunia

SEBELENGGU TANYA

Andai kau mau membisiki aku !!
Tak mungkin aku berkelana cari jawab
Mengumbar tanya di terjalnya gunung
Mencatat deruhnya angin lewati tebing
Mengawasi jejak langkah arus samudra

HARAPAN TIADA BERSUA

Ombak bergulung datang bersua
Angin kencang datang menerpa
Gemuruh ombak hantarkan tanda
Sampaikan bisikan tentang kabar duka