Haruskah kau ukir kisah semu
Haruskah kau ungkap hantaran kelabu
Hati ternoda, jiwa dirundung cemburu
Andai impianmu jelas tanpa keburu
Aksaramu tak akan meraih tabu
Angkarapun akan diam dalam bisu
Namun, jiwamu terlanjur kau ramu
Nampak nyata, namun tak berseteru
Narasi dahagamu jelas sudah teradu
Cela keharmonisan tiada lagi bertemu
Cara indah akhirnya menggapai pilu
Ciptakan sejuta dahak di antara ulu
Untuk itu, percuma kau muntahkan peluru
Ungkapmu sudah tak lagi bisa tertuju
Unggara kata indah tiada lagi terjamu
Rahasia nodamu, kau laburi madu
Rasa tulusmu, kau tutupi cumbu
Rasa terenguk, manisnyapun bagai empedu
Itulah benih kisah dahaga hasratmu
Imajimu, kau gunakan untuk berpacu
Indah menawan, terhiasi dengan rayu
Torehan ini terukir hanya untukmu
Tanda mata mewakili ungkapan kalbu
Tempat berwacana menutupi otak dangkalmu
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Haruskah kau ungkap hantaran kelabu
Hati ternoda, jiwa dirundung cemburu
Andai impianmu jelas tanpa keburu
Aksaramu tak akan meraih tabu
Angkarapun akan diam dalam bisu
Namun, jiwamu terlanjur kau ramu
Nampak nyata, namun tak berseteru
Narasi dahagamu jelas sudah teradu
Cela keharmonisan tiada lagi bertemu
Cara indah akhirnya menggapai pilu
Ciptakan sejuta dahak di antara ulu
Untuk itu, percuma kau muntahkan peluru
Ungkapmu sudah tak lagi bisa tertuju
Unggara kata indah tiada lagi terjamu
Rahasia nodamu, kau laburi madu
Rasa tulusmu, kau tutupi cumbu
Rasa terenguk, manisnyapun bagai empedu
Itulah benih kisah dahaga hasratmu
Imajimu, kau gunakan untuk berpacu
Indah menawan, terhiasi dengan rayu
Torehan ini terukir hanya untukmu
Tanda mata mewakili ungkapan kalbu
Tempat berwacana menutupi otak dangkalmu
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar