ASMARA TANTRA

Aji sirep asmara tantra
Kebak laku gending jiwa
Krentek rasa ngeji sempurna
Larung ala sak pinggire sukma

KEMULAN RASA

Sumebyar jagad kendali rasa
Sumurup cahaya pilar pamungkas
Aji wacana ngerasuk sukma
Kencana wawenang dadekno awas

DISKUALIFIKASI

Struktur penjajah masa kini
Jalur pemerataan tak berbudi
Mengumpat langkah tanpa klarifikasi
Mengutamakan pijaran kelompok jatidiri

KETULUSAN RASA

Ku genggam erat jemari tanganmu
Ku nikmati semerbak aroma dirimu
Ku bisikan kata mesra di telingamu
Kau pun sontak tersenyum malu
Kau tertunduk, raut wajah tersipu

BAHASA AKSARA

Kucium mesra aroma goresanmu
Kusimak tajam bait aksaramu
Kutemukan getar ketenangan semerbak
Menetramkan lorong rasa di benak

K E S E M P A T A N

Sampul goresan wajah terhias
Semerbak, cipta damai sekilas
Madah aksara di sela bait terilis
Hanyutkan angan menuai laris

BEKAL MENANAM PAKERTI

Puja pujiku kerap tersaji
Padamu sang pujaan hati
Ikatan hati nyata terpatri
Terikat kuat iringi janji suci

SKETSA PELANGI HATI

Sunyi menyapa Sekat aksara terhiaS
Kala hadirnya Kias bait tersimaK
Entah, hati mErembak tiada ampE
Tapak yang terTera tak tersemat

PEMBACA RASA

Hanya samar yang tertinggal
Jejakpun tak bisa menapak
Bias keburukan menuai tampak
Cahaya kemurnian terbaca sepenggal

SALAM KENAL - 02

Berpijar aksara bertabur intan
Cemerlang hiasi wadah goresan
Bait aksara telah temui singgahan
Merintis ungkapan rasa terjalin ikatan

PECUNDANG AKSARA

Sejuk aksara termadah puja
Mengkais kata berpura hampa
Rendahkan bahasa bertutur seka
Picingkan senyum bertabur dusta

ROMANTIKA ASMARA

Sekedar ungkapan yang terkias
Tersemogakan menjadi benih bias
Aku mencintaimu dengan jelas
Dan bukan dengan pancaran sekilas

YANG TERLUPAKAN

Jangan lagi ajuhkan tanya !!

Bait jawabanku sudah terlupa

Ulasan tanda sudah ku buang

Melengkapi jejak di sela kenang

CALON PEMIMPIN SEJATI

Kami tak butuh janji
Kami tak memerlukan panji
Kami juga tak memandang simpati

DERA KISAH INDAH

Ucap basi giat tertata
Urai jejak bersandang nista
Sekelumit kisah menuai dera
Bersimpuh, pijarkan sekeping doa

NASEHAT JIWA - 02

Rantai kesadaran kadang terlupa
Memetik puja tersamarkan asa
Benih tersebar menjadikan bangga
Niat tulus nyatanya terpenuhi noda

KUNIKMATI PAGIKU

Hidangan nasi pecel pagiku !!
Menambah semangat jemari menari
Meniti waktu tuk menapak sendiri
Abaikan seulas sapa basa-basi waktu

TETAP TERINDAH DALAM PUJA

Bolehkah aku cemburu !!
Cemburu pada seraut wajah ayu
Cemburu pada yang unyu-unyu
Cemburu dengan keanggunanmu

DESAH LENTERA SUNYI

Bisik-bisik angin mengucap dengung
Menatap tanya, tertanda bingung
Sejuta wajah pengecut kini melambung
Hentikan tindak, otak makin linglung

BIDADARI MUNGIL

Cahaya semerbak mengikis gundah
Merangkum bias, pancaran merekah
Kemilau semangat terpentik sudah
Iringi gemulai tatapan si lincah

QULTUM RASAKU

Seandainya, bait alunan cintamu
Seperti kemerduan adzan shubuh
Berkumandang bebas tanpa penghalang
Menjadi detum suara tiada tersaing
Mewujudkan rasa tulus dalam relung

REMBULAN KETULUSAN

Seandainya !!
Bias anggun cintamu seperti rembulan
Pancaran rindumu seperti sinarnya
Biarlah, untuk saat ini !!
Aku lebih suka jadi gelapnya malam

KAU KEBAHAGIAANKU

Kala bibir diam malas berucap

Candaku hadir tuk mengusap

Iringi sapa mesra hati menatap

Arahkan langkah kata tuk menetap

KUKETUK HATIMU

Kala aksara tak mampu mengurai ucap
Ketika bait puisi tak bisa wakili ungkap
Saatnya kata terurai diam terkatup
Waktunya jatidiri menjadi penutup

GURATAN SESAL

Ku simak, derai sajak tercecer
Ku baca, rinai bait meliar
Ku kumpulkan ungkap teredar
Ku jadikan lantunan dalam gusar

PIJAKAN LENGGANG RAIH TENANG

Kala bias sang fajar merambat pelan kini mulai nampak
Iringi derap jejak langkah kaki hengkang mendepak
Ritme nokta waktu berhenti berdetak
Membalur jalan setapak
Pijak

DERA LUKA TIADA MUSNAH

Bait senja terdiam, menunduk di ujung harap tak terbalas

Telapak tangan menoreh hitam di ujung noda

Kelam pekat di rundung gelisah

Raih sembilu lara

Luka

HILANG TERGERUS WAKTU

Di sini, di pembatas mimpi
Banyak kutulis rumus kata inti
Ungkap getaran pengikis hati
Urai, semerbak aroma dewa-dewi

KUNTUM BUNGA DUKA

Lidah tajam menjilat penuh bisa
Noda pekat lekat mengusap sukma
Lenyap ceria terpampang di jiwa
Hancur lebur tergerus dusta kata

C U L A S

Luluh lantak kisah mendera
Bait kilah akhirnya bersua
Tiada sangka !!
Kalimat basi mengusap manja
Samarkan kehendak di sela asa