Wujud dirimu semerbak mewangi
Menebar pesona dalam bait suci
Kau tetap membawa rona tersendiri
Singkirkan pendapat terpaut persepsi
Kau tetap menjadi kendali tuk meniti
Hadirmu senantiasa jadi rindu di hati
Kaulah pancarkan cahaya puja puji
Merangkum masa, pada sabda menanti
Kau bukanlah sekedar bayangan ilusi
Kau juga bukan rangkuman halusinasi
Wujudmu nyata tetap bisa ternikmati
Mengusik rasa agar bisa sadar diri
Langkahmu tegap bangkitkan imaji
Dawai tulusmu iringi sejuta diksi
Kau tiada lenggang membaur diri
Ciptakan rasa menjadi tetap bersinergi
Berbeda dengan wujud diriku nan papa
Aku tetap seonggok debu tak berguna
Aku hanyalah sekeping pecahan rasa
Kerap mengolah tingkah tuk raih kelam
Aku hanyalah kurir penghantar petaka
Merangkai tindak, abaikan risalah jiwa
Aku hanyalah insan peraih dahaga
Tiap melangkah hantarkan sejuta noda
Menebar pesona dalam bait suci
Kau tetap membawa rona tersendiri
Singkirkan pendapat terpaut persepsi
Kau tetap menjadi kendali tuk meniti
Hadirmu senantiasa jadi rindu di hati
Kaulah pancarkan cahaya puja puji
Merangkum masa, pada sabda menanti
Kau bukanlah sekedar bayangan ilusi
Kau juga bukan rangkuman halusinasi
Wujudmu nyata tetap bisa ternikmati
Mengusik rasa agar bisa sadar diri
Langkahmu tegap bangkitkan imaji
Dawai tulusmu iringi sejuta diksi
Kau tiada lenggang membaur diri
Ciptakan rasa menjadi tetap bersinergi
Berbeda dengan wujud diriku nan papa
Aku tetap seonggok debu tak berguna
Aku hanyalah sekeping pecahan rasa
Kerap mengolah tingkah tuk raih kelam
Aku hanyalah kurir penghantar petaka
Merangkai tindak, abaikan risalah jiwa
Aku hanyalah insan peraih dahaga
Tiap melangkah hantarkan sejuta noda
ᵦₑᵣₘₐₙdᵢₖₐₙ ₖₐₜₐ
ᵦₑᵣₛₑₗᵢₘᵤₜₖₐₙ ₘₐₖₙₐ
ᵦₑᵣₐₗₐₛₖₐₙ ᵣₐₛₐ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar