Akulah lelaki berwatak anggara
Memandang cintamu sepenuh jiwa
Meresapi rindumu bersama pesona
Menikmati cemburumu dengan canda
Akulah lelaki berjiwa anggara
Tiada pernah memandang kau siapa
Tiada hiraukan sekelumit kelamnya masa
Sekali terpilih, pasti akan aku puja
Akulah lelaki bertingkah anggara
Canda tawa kerap jadi hiasan semata
Melangkah bebas tanpa menanam noda
Abaikan dera, walau berlampan hina
Sifat anggaraku kerap menuai cercaan
Kerap pula menggapai seribu tantangan
Namun, bagiku itu hanya sekelumit ujian
Sebagai ungkap sanjungan dari kejauhan
Sisi anggaraku kadang tiada tergugat
Setia menyayangimu meski tak terlihat
Memuja anggunmu, tanpa kau minta
Tulus mencintai, meski dianggap tak pernah ada
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Memandang cintamu sepenuh jiwa
Meresapi rindumu bersama pesona
Menikmati cemburumu dengan canda
Akulah lelaki berjiwa anggara
Tiada pernah memandang kau siapa
Tiada hiraukan sekelumit kelamnya masa
Sekali terpilih, pasti akan aku puja
Akulah lelaki bertingkah anggara
Canda tawa kerap jadi hiasan semata
Melangkah bebas tanpa menanam noda
Abaikan dera, walau berlampan hina
Sifat anggaraku kerap menuai cercaan
Kerap pula menggapai seribu tantangan
Namun, bagiku itu hanya sekelumit ujian
Sebagai ungkap sanjungan dari kejauhan
Sisi anggaraku kadang tiada tergugat
Setia menyayangimu meski tak terlihat
Memuja anggunmu, tanpa kau minta
Tulus mencintai, meski dianggap tak pernah ada
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar