Coba sekali saja, pandanglah!
Perhatikan mendung menggantung resah
Wajahnya lesuh tanpa ada pancaran gairah
Ada sekelumit tanya yang tersimpan rapat
Ada rasa geram yang tak sanggup tergugat
Coba perhatikan langit memutus asa
Mengkultumkan masa nyata raih cerca
Menelan kesombongan kaum durjana
Tersanjung rona wajah penghias noda
Tertutupi watak perusak akidah jiwa
Simaklah hiasan awan terpampang
Saksikan langit berdiri tak seimbang
Rona anggunnya sudah mulai hilang
Mimpi indahnya makin mengambang
Segenggam harapan kian raih gamang
Segan rasanya menikmati dera mengais
Malu rasanya menyambut langit menangis
Setangkup dzikir asahnya seolah terkikis
Rintihan pada rintik nyata menuai gerah
Mengekang mimpi dalam tunduk pasrah
Terasa sudah tidak ada lagi kesanggupan
Rasa tabah lama telah dikesampingkan
Langit rindukan kerlip pesona kedamaian
Rindunya menggumpal dalam kesunyian
Rindunya lebih banyak dari jumlah rintik di musim hujan
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Perhatikan mendung menggantung resah
Wajahnya lesuh tanpa ada pancaran gairah
Ada sekelumit tanya yang tersimpan rapat
Ada rasa geram yang tak sanggup tergugat
Coba perhatikan langit memutus asa
Mengkultumkan masa nyata raih cerca
Menelan kesombongan kaum durjana
Tersanjung rona wajah penghias noda
Tertutupi watak perusak akidah jiwa
Simaklah hiasan awan terpampang
Saksikan langit berdiri tak seimbang
Rona anggunnya sudah mulai hilang
Mimpi indahnya makin mengambang
Segenggam harapan kian raih gamang
Segan rasanya menikmati dera mengais
Malu rasanya menyambut langit menangis
Setangkup dzikir asahnya seolah terkikis
Rintihan pada rintik nyata menuai gerah
Mengekang mimpi dalam tunduk pasrah
Terasa sudah tidak ada lagi kesanggupan
Rasa tabah lama telah dikesampingkan
Langit rindukan kerlip pesona kedamaian
Rindunya menggumpal dalam kesunyian
Rindunya lebih banyak dari jumlah rintik di musim hujan
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar