Pisau sanjunganmu teramat tajam
Menggores sadar mencumbu kelam
Perlahan menggelitik selipkan rajam
Diamkan lara hasrat surut tenggelam
Dera luka tertinggal bangkitkah tawa
Cemooh puji melabur kecupan mesra
Rintih terbungkam, hiasi pernik nestapa
Gerah meronta kasumat nyalakan bara
Majas makhota diksimu penuh pesona
Meredam imaji patahkan alunan sukma
Jiwa melonglong keluh geram mencerca
Dera umpat, sirnakan setangkup rasa iba
Cukup kunikmati semerbak bias aroma
Cukup kurasakan culas membakar jiwa
Indahmu hanyalah pijaran gelap gulita
Tebarkan keanggunan dalam bait aksara
Pusara gerahku sudah mencapai batas
Taburan wewangi bunga jadi peringatan
Risi menggantung lengkapi sejuta kias
Kutuk membahana mengungkap hinaan
Dalam diam aku cukup setia melihat
Perhelatan mutiara puja buas tergugat
Dalam sepi kurasakan sanjung terumpat
Mencatat jejak pena mengupas muslihat
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Menggores sadar mencumbu kelam
Perlahan menggelitik selipkan rajam
Diamkan lara hasrat surut tenggelam
Dera luka tertinggal bangkitkah tawa
Cemooh puji melabur kecupan mesra
Rintih terbungkam, hiasi pernik nestapa
Gerah meronta kasumat nyalakan bara
Majas makhota diksimu penuh pesona
Meredam imaji patahkan alunan sukma
Jiwa melonglong keluh geram mencerca
Dera umpat, sirnakan setangkup rasa iba
Cukup kunikmati semerbak bias aroma
Cukup kurasakan culas membakar jiwa
Indahmu hanyalah pijaran gelap gulita
Tebarkan keanggunan dalam bait aksara
Pusara gerahku sudah mencapai batas
Taburan wewangi bunga jadi peringatan
Risi menggantung lengkapi sejuta kias
Kutuk membahana mengungkap hinaan
Dalam diam aku cukup setia melihat
Perhelatan mutiara puja buas tergugat
Dalam sepi kurasakan sanjung terumpat
Mencatat jejak pena mengupas muslihat
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar