PENGHANCUR MIMPI

Aku tak kuasa menyimak prahara kelam
Menenggelamkan rasa seakan di rajam
Kilatan pijaran dusta nyata terkuak
Bangkitkan sesal jiwa seakan terhenyak

KEPASRAHAN JATIDIRI

Badai prahara duka yang kuciptakan
Menumbuhkan benih akar keculasan
Jiwaku terhimpit penuh rasa penyelasan
Tiada lagi gairah tuk menapak kedepan

RASA TERSIMPAN

Ada rasa menghimpit jiwa
Ada detak ciptakan getaran
Terungkap keraguan dalam kata
Uraian ungkap jadi ganjalan

KABUT PRAHARA

Belum juga kau singkirkan egomu
Belum juga kau kemasi curigamu
Percuma kau urai syair cemburu
Nyatanya kau haus akan tabu

PENGENDALI KATA

Kemelut rasa kerap memeluk manja
Meramu keinginan tanpa mau bersua
Mengekang ungkap abaikan bisikan rasa
Terselip enggan, meredam hantaran jiwa

KISAH TERPATAHKAN

Kau edarkan kisah berlampan semu
Kau ungkap kendali berwatak batu
Kau rangkai tujuan tiada berseteru
Merangkum kalimat dengan api cemburu

IRAMA SUMBANG

Langkah terwujud kerap menuai kelam
Mengupas tindak terselip kepura-puraan
Ada pesona meramu samarkan impian
Terpampang jelas, nyata berubah buram

SIRNANYA SEBUAH IMPIAN

Hadirmu bagaikan hembusan bayu
Menyapa sekilas, nyata cepat berlalu
Kau abaikan segenggam benih rindu
Kau tawarkan suguhan, sepahit empedu

DERA RASA GERAH

Gema kelakarku sudah habis
Gaung candaku telah terkikis
Kini tinggal ketajaman dera
Menunggu waktu tuk bersua

I K H L A S

Ada kemelut ragu menyapa imaji
Mengusap sadar di jadikani kendali
Bentangan jalan telah kupandangi
Merangkum rona berwujud keladi

AKSARA TERNODA

Aksara terucap terlabur resah
Pintalan terlintas iringi dilema
Lidah mengungkap sebait kata
Nyata terberai makna tercurah

SELARIK HILANGNYA MIMPI

Kuselipkan kata tentang seikat janji
Terangkai kaku tanpa terjeda imaji
Langkah lunglai samarkan selarik kisi
Ciptakan haru makin menyiksa diri

KEHANGATAN AKAN HADIRNYA

Pagi tersipu
Surya hadirkan terik
Tanpa pembatas
Mengusap dalam welas
Bertumpu dalam asih

INSAN TAK BERADAB

Lama aku telah terlelap lena
Hancurkan diksi memeluk nista
Gerah rasa hati menoreh noda
Tinta hitam dalam lembaran jiwa

WUJUD JATIDIRI

Ratu-kah dirimu ..
Permaisuri-kah dirimu ..
Primadona-kah dirimu ..
Kembang imaji-kah dirimu ..
Atau idola-kah dirimu ..

RAHASIA HATI

Katakan ya, kalau itu memang ya !!
Katakan tidak, kalau itu pasti tidak !!
Buat apa kau tutupi kata ya dalam dusta
Mengumpat kata tidak namun tersimak

INSAN PERAIH DAHAGA

Wujud dirimu semerbak mewangi
Menebar pesona dalam bait suci
Kau tetap membawa rona tersendiri
Singkirkan pendapat terpaut persepsi

LUKA MENYAPA

Kekatamu indah menopang kelam
Meramu kutuk di setiap bait tertuang
Ada sekelumit kecewa yang terbenam
Menyisakan dahaga dibalik remang

DERA MENGUMPAT

Kuncup sesal menggenangi netra
Mengumpat rasa terbelenggu lara
Hiasan pesona terlanjur ternodai
Mencerca luka menyesakkan hati

GAUNG PRAHARA MALAM

Lama kutimang-timang buah pohon randu
Kubolak-balikan hantaran peluntur lelah
Detik melangkah edarkan senyum palsu
Saksikan jedela hidup jauhi asa indah

NODA TERKUAK

Izinkan aku menggelar pesan aksara
Bercermin pada nilai persahabatan
Luangkan hati tuk menyimak rasa
Agar ke dapanya tak menuai penyesalan

JAMUAN SEMU

Sekian lama kucari adanya engkau
Namun, tiada pernah aku temukan
Kau musnah di ambang penasaran
Menunjukkan jatidiri tanpa teramu

PENYEMANGAT PUISI

Mengupas sekelumit rasa tersinggahi
Tak kubiarkan berintraksi dengan kata basi
Sekali menoreh langkah, ciptakan arti

PERANGKAI NISTA

Akulah lelaki perangkai dusta
Setiap menjejak terselip canda
Aku tak pernah memiliki rasa iba
Mengukir dera teriring gelak tawa

AKSARA DALAM PUISI

Kekata di balik tuangan aksara puisi
Tidak sekedar mengungkap ganjalan hati
Tidak harus terobsesi dengan seikat imaji
Uraiannya tidak terkontaminasi kata basi
Terkadang tercermin dari perjalanan diri

DERA RASA GERAH

Gema kelakarku sudah habis
Gaung candaku telah terkikis
Kini tinggal ketajaman dera
Menunggu waktu tuk bersua

TANPA SESAL

Langkah kelakarku telah sirna
Terusik ucap basi tak beralasan
Tuduhan rendah telah teredarkan
Lengkapi bimbang jawaban nyata

PERANGKAI KISAH TABU

Tiada sanggup kuhunus benci
Tiada tega kebentang dengki
Rasa ini terlanjur menempati
Merangkai kisah dalam janji

PENISTA AKIDAH

Detum teriakan berlampan jihad
Merangsak etika abaikan akaid
Gelora tarian lidah tak berbudi
Giat bersenandung tuk meracuni

DUSTA TERBUKA

Aksaramu melaju bebas menapak

Sauh iba kini menuai kelakar

Kedalaman lautan tiada terjejak

Samarkan welas penunjang ikrar

LENYAPNYA DETAK SADAR

Terucap simbol alam bersabda
Edarkan tanda tanpa memiliki tanya
Kemelut sadar sirnakan waspada
Memetik buah beraromakan petaka