Ku yakin dirimu ada
Namun adanya kamu tetap tak kurasa
Jiwamu begitu pongah
Menepis tindak berselempang nista
Menoreh luka tanpa memejamkan mata
Apa yang harus aku kata
Mulutku terbuka namun tak bersuara
Kucoba berdiam memejamkan mata
Menata kalimat mengikat aksara
Namun unggara katapun tetap tak bersua
Engkau begitu anggun dalam kilasan masa
Bulir-bulir kalimatmu ibarat mutiara
Ketika rangkaian katamu menyapa
Waktu seakan terhenti tuk sementara
Menikmati terpaan keluh begitu mesra
Namun siapa yang menyangka
Mutiara kata mesramu hanya kedok belaka
Kau rangkai kata hanya mencari mangsa
Senyummu terkembang saat ada luka
Kau bersorak setelah menabur lara
Berselimutkan kata
Bermandikan makna
Beralaskan rasa
Namun adanya kamu tetap tak kurasa
Jiwamu begitu pongah
Menepis tindak berselempang nista
Menoreh luka tanpa memejamkan mata
Apa yang harus aku kata
Mulutku terbuka namun tak bersuara
Kucoba berdiam memejamkan mata
Menata kalimat mengikat aksara
Namun unggara katapun tetap tak bersua
Engkau begitu anggun dalam kilasan masa
Bulir-bulir kalimatmu ibarat mutiara
Ketika rangkaian katamu menyapa
Waktu seakan terhenti tuk sementara
Menikmati terpaan keluh begitu mesra
Namun siapa yang menyangka
Mutiara kata mesramu hanya kedok belaka
Kau rangkai kata hanya mencari mangsa
Senyummu terkembang saat ada luka
Kau bersorak setelah menabur lara
Berselimutkan kata
Bermandikan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar