Sungguh, gerahku sudah memuncak
Imbas menerpa teramat menghentak
Diam sunyi, tak lagi bisa bertindak
Menghimpit resah, suara makin serak
Sia-sia jejak menyibak sang senja
Langkah tercermin tak lagi berguna
Jangankan untuk mendengarkan sapa
Seberkas tandapun tak bisa aku rasa
Adamu kini hanya sebatas angan
Hadirkan cerita di sela kelengahan
Adamu tetap tak pernah aku ragukan
Kerap menjenguk dalam kebimbangan
Kau tetap ada mengiringi langkah
Menuntun jiwa dalam bait risalah
Kau tak pernah mengabaikan titah
Hanya diri ini tak tahu arti ukhuwah
Cukuplah kurintis jejak penuh kias
Nyata terurai namun tiada berbekas
Kuterima gelar insan yang tak waras
Agar tanamanku bisa berbuah alamas
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Imbas menerpa teramat menghentak
Diam sunyi, tak lagi bisa bertindak
Menghimpit resah, suara makin serak
Sia-sia jejak menyibak sang senja
Langkah tercermin tak lagi berguna
Jangankan untuk mendengarkan sapa
Seberkas tandapun tak bisa aku rasa
Adamu kini hanya sebatas angan
Hadirkan cerita di sela kelengahan
Adamu tetap tak pernah aku ragukan
Kerap menjenguk dalam kebimbangan
Kau tetap ada mengiringi langkah
Menuntun jiwa dalam bait risalah
Kau tak pernah mengabaikan titah
Hanya diri ini tak tahu arti ukhuwah
Cukuplah kurintis jejak penuh kias
Nyata terurai namun tiada berbekas
Kuterima gelar insan yang tak waras
Agar tanamanku bisa berbuah alamas
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar