Keranda kekufuranmu belum juga berlalu
Meramu noda dengan selaksa wajah cemburu
Gelak tawamu terkadang semanis madu
Kerap pula berasa seperti tetesan empedu
Madah aksara congkakmu bagai sembilu
Pamer astribut bangga akan gelar semu
Sanjungan kerap menepis bisikan kalbu
Raih pujian meraup segenggam candu
Hasrat terkekang bangkitkan jiwa benalu
Mengukir aksara kian hari kian memburu
Goresan bait umpatmu jelas tertata rancau
Bersiap diri menerkam tanpa memiliki malu
Muak rasanya melihat basa basi palsu
Gerah rasanya menikmati bias cumbu
Senyum tersungging hanya menggenapi pilu
Menanam benih kebusukan di sela ambigu
Berpuas-puaslah menghias aksara ejekan
Berbangga-banggalah mencerca penuh kebencian
Bagiku saat ini, kau bukanlah siapa-siapa
Kau hanyalah duri penyengat di relung jiwa
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Meramu noda dengan selaksa wajah cemburu
Gelak tawamu terkadang semanis madu
Kerap pula berasa seperti tetesan empedu
Madah aksara congkakmu bagai sembilu
Pamer astribut bangga akan gelar semu
Sanjungan kerap menepis bisikan kalbu
Raih pujian meraup segenggam candu
Hasrat terkekang bangkitkan jiwa benalu
Mengukir aksara kian hari kian memburu
Goresan bait umpatmu jelas tertata rancau
Bersiap diri menerkam tanpa memiliki malu
Muak rasanya melihat basa basi palsu
Gerah rasanya menikmati bias cumbu
Senyum tersungging hanya menggenapi pilu
Menanam benih kebusukan di sela ambigu
Berpuas-puaslah menghias aksara ejekan
Berbangga-banggalah mencerca penuh kebencian
Bagiku saat ini, kau bukanlah siapa-siapa
Kau hanyalah duri penyengat di relung jiwa
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar