Duhai bidadari penebar duka !!
Akankah, rangkaian syair kekwatiranmu itu
Tetap kau senandungkan penuh gairah
Walau dalam nyatanya !!
Nada yang terdengar, hanya sekedar peralihan singahan hati
Tetapkah, kau mencari simpati !!
Pada sekelompok jiwa yang membutuhkan belaian mesra
Walau dalam bias wujudnya !!
Hanya sekedar pelepas dahaga penyita masa
Haus akan kedahagaan senja tanpa menuai asa
Ulasan penataan dalam setiap senyummu itu
Tak ubahnya seperti keindahan yang dipolesi racun kekecewaan
Sekali kenikmatan sudah merasuk mengusik impian
Saat itulah bisa racun kekecewaan akan meresap dalam sadar
Merayap perlahan memenuhi rongga kepercayaan yang tertanam
Dikala hasrat kepemilIikkan diri mulai tumbuh di sela harap
Saat itulah, gelora permainan kasih mulai kau kembangkan
Kau hanyutkan dengan sejutabulir impian indah
Kau tuntun untuk menggapai persinggahan peniti masa
Lalu, kau campakkan dengan iringan sejuta ejekan
Jujur ku-akui !!
Kau begitu pandai mengolah rasa dalam setiap langkahmu
Kau begitu rapi mengukir cerita dalam setiap permainan
Kau begitu mahir menutupi segala dera noda
Dan kau selalu saja merasa sudah menjadi pemenang
Padahal sesungguhnya !!
Kau telah mengalami kekalahan yang tak terbantah
Kau hancurkan dirimu sendiri dengan kehormatan
kau lepaskan harga dirimu hanya karena kemewahan
Dan kau juga, membuka penutup yang pernah kau janjikan
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Akankah, rangkaian syair kekwatiranmu itu
Tetap kau senandungkan penuh gairah
Walau dalam nyatanya !!
Nada yang terdengar, hanya sekedar peralihan singahan hati
Tetapkah, kau mencari simpati !!
Pada sekelompok jiwa yang membutuhkan belaian mesra
Walau dalam bias wujudnya !!
Hanya sekedar pelepas dahaga penyita masa
Haus akan kedahagaan senja tanpa menuai asa
Ulasan penataan dalam setiap senyummu itu
Tak ubahnya seperti keindahan yang dipolesi racun kekecewaan
Sekali kenikmatan sudah merasuk mengusik impian
Saat itulah bisa racun kekecewaan akan meresap dalam sadar
Merayap perlahan memenuhi rongga kepercayaan yang tertanam
Dikala hasrat kepemilIikkan diri mulai tumbuh di sela harap
Saat itulah, gelora permainan kasih mulai kau kembangkan
Kau hanyutkan dengan sejutabulir impian indah
Kau tuntun untuk menggapai persinggahan peniti masa
Lalu, kau campakkan dengan iringan sejuta ejekan
Jujur ku-akui !!
Kau begitu pandai mengolah rasa dalam setiap langkahmu
Kau begitu rapi mengukir cerita dalam setiap permainan
Kau begitu mahir menutupi segala dera noda
Dan kau selalu saja merasa sudah menjadi pemenang
Padahal sesungguhnya !!
Kau telah mengalami kekalahan yang tak terbantah
Kau hancurkan dirimu sendiri dengan kehormatan
kau lepaskan harga dirimu hanya karena kemewahan
Dan kau juga, membuka penutup yang pernah kau janjikan
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar