Puan, tetaplah engkau di sini
Temani aku sampai nanti
Janganlah engkau pergi
Karena aku sangat menyayangi
Engkaulah aliran dara cintaku
Engkaulah pencentus mimpiku
Tanpamu, hariku menuai kelam
Hidupku pun terasa dirajam
Puan yang kurindu
Jangan lagi engkau meninggalkanku
Engkaulah penenang kalbu
Tiada yang bisa menggantikanmu
Janganlah engkau menyiksaku lagi
Memendam amarah benci
Maafkan aku yang mendustai
Dan takan ku ulangi
Tanpamu, hariku terasa sepi
Adamu, selalu mewarnai
Kemarilah puan rinduku
Engkaulah satu-satunya mahkota cintaku
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Temani aku sampai nanti
Janganlah engkau pergi
Karena aku sangat menyayangi
Engkaulah aliran dara cintaku
Engkaulah pencentus mimpiku
Tanpamu, hariku menuai kelam
Hidupku pun terasa dirajam
Puan yang kurindu
Jangan lagi engkau meninggalkanku
Engkaulah penenang kalbu
Tiada yang bisa menggantikanmu
Janganlah engkau menyiksaku lagi
Memendam amarah benci
Maafkan aku yang mendustai
Dan takan ku ulangi
Tanpamu, hariku terasa sepi
Adamu, selalu mewarnai
Kemarilah puan rinduku
Engkaulah satu-satunya mahkota cintaku
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar