Ibarat pena mengisi selembar kertas
Torehanya begitu indah diatas kanvas
Alur ungkapannya terasa bebas lepas
Tanpa terkekang dengan segala kias
Begitulah renungan rasaku tanpa batas
Buat apa engkau membingkai tipuan
Kau rajut benang kasih tanpa sulaman
Kau hiasi butiran rasa tanpa kemesraan
Kau jadikan semua itu sebagai bingkisan
Wujud indah walau tanpa ada keindahan
Untukmu, wahai penyejuk hati
Dengarlah keluhan suara hati ini
Sampai kapanpun, aku setia menanti
Walau wujud bingkai sayangmu ternodai
Aku tak pernah menimang dalam hati
Rasa rindu ini laksana butiran debu
Berbaur bebas tanpa bisa menyatu
Aku hilangkan rasa maluku dengan kelakar
Pancaran harap yang sudah kupapar
Pada akhirnya harus jatuh terkapar
Berselimutkan kata
Bernandikan makna
Beralaskan rasa
Torehanya begitu indah diatas kanvas
Alur ungkapannya terasa bebas lepas
Tanpa terkekang dengan segala kias
Begitulah renungan rasaku tanpa batas
Buat apa engkau membingkai tipuan
Kau rajut benang kasih tanpa sulaman
Kau hiasi butiran rasa tanpa kemesraan
Kau jadikan semua itu sebagai bingkisan
Wujud indah walau tanpa ada keindahan
Untukmu, wahai penyejuk hati
Dengarlah keluhan suara hati ini
Sampai kapanpun, aku setia menanti
Walau wujud bingkai sayangmu ternodai
Aku tak pernah menimang dalam hati
Rasa rindu ini laksana butiran debu
Berbaur bebas tanpa bisa menyatu
Aku hilangkan rasa maluku dengan kelakar
Pancaran harap yang sudah kupapar
Pada akhirnya harus jatuh terkapar
Berselimutkan kata
Bernandikan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar