Ketika senjamu mulai menyambangi
Ada kemilau asa enggan tuk menerangi
Hanya ada seberkas sinar yang mau menanti
Itupun hanya sekilas, lalu beranjak pergi
Bukan sekedar percikan harap yang kunanti
Bukan pula kepingan impian yang menemani
Walaupun nyata tanpa ada yang menyamai
Tetap saja terlihat janggal saat di cermati
Segenggam rasaku tak lagi peka
Kemelut senjapun, tak lagi bisa diterka
Jangankan membasuh serpihan diantara duka
Menatap sepi malampun, hati takut terluka
Jera rasanya menyimak cerita usangmu
Kau tak pernah berhenti meronce kisah semu
Setiap kali aku maafkan dirimu
Acap kali itu pula, kau berulah tanpa jemu
Lekaslah engkau pergi merinai keceriahan
Hapuslah segala symbol tentang kesetiaan
Hempaskan segala angan penebar kerinduan
Agar kepuasan hati bisa kau dapatkan
Berselimutkan kata
Bermandikan makna
Beralaskan rasa
Ada kemilau asa enggan tuk menerangi
Hanya ada seberkas sinar yang mau menanti
Itupun hanya sekilas, lalu beranjak pergi
Bukan sekedar percikan harap yang kunanti
Bukan pula kepingan impian yang menemani
Walaupun nyata tanpa ada yang menyamai
Tetap saja terlihat janggal saat di cermati
Segenggam rasaku tak lagi peka
Kemelut senjapun, tak lagi bisa diterka
Jangankan membasuh serpihan diantara duka
Menatap sepi malampun, hati takut terluka
Jera rasanya menyimak cerita usangmu
Kau tak pernah berhenti meronce kisah semu
Setiap kali aku maafkan dirimu
Acap kali itu pula, kau berulah tanpa jemu
Lekaslah engkau pergi merinai keceriahan
Hapuslah segala symbol tentang kesetiaan
Hempaskan segala angan penebar kerinduan
Agar kepuasan hati bisa kau dapatkan
Berselimutkan kata
Bermandikan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar