IJINKAN HAMBA BERUBAH

Ya Allah .. Yaa Tuhanku ..

Ampuni hamba-MU yang tak berdaya ini.

Yang selalu menuruti bisikan hawa nafsu.

Yang selalu mengejar kenikmatan semata.

PUJANGGA HATI

Andai, getaran alunan cintamu
Seperti gema adzan nan merdu
Berkumandang tanpa penghalang
Jadi dentum suara tak tersaing
Wujudkan rasa terus berdenting

CINTA TERAKHIR

Cukup sudah perjalananku
Ciptakan sekelumit kisah kelabu
Menetapkan titik hati
Pada serikandi pembangkit puji

DEWI MALAM

Ketukan malam membuai asa
Hadir menapak membisiki rasa
Getaran halus samarkan lena
Diam sejenak merayu gulita

MADAH AKSARAMU

Izinkan kusimak madah aksaramu
Merasakan keindahan uraian imaji
Menyimak bait bertakhtakan diksi
Menikmati bisikan hanyutkan ambigu

RINDU LAKSANA EMBUN

Seandainya rindu ini seperti embun
Kan ku jaga setiap curahannya
Kan ku simak waktu yang menyapa
Agar suhunya tetap terjaga dalam kehadiran

KIAS KATA TAK BERMAKNA

Berbasi sekelumit kata abstrak
Sekedar berucap bermadah jamak
Berwujud samar nyata tiada tampak
Mengganjal ungkap bagaikan dahak

RAHASIA HIDUP

Pagi ku jemput dengan tangisan
Pagi bersambut penuh keceriaan
Seisi semesta tersenyum dalam doa
Kehadiran tercantum tuk menoreh masa
Dengan 4 kaki, jejak ku pun menuai langkaH

PEMBIMBING PALSU

Celoteh basi pembimbing sejati
Edarkan aksara bagaikan belati
Berujung tajam tanpa terlandasi
Ungkap tersebar raih kontaminasi

CINTA SERUPA CELANA KOMPRANG

Cintamu serupa celana komprang
Sedikit longgar namun nyaman
Membuat malamku dipenuhi bayang
Hadirkan kisah merangkai kesan

BISANE MUNG NYAWANG

Babakan urip, ora isok di tento'no

Isi-isine mung golek butuhne dunyo

Selip e pikir kadang di lako'no

Anggone perkoro sing dade'no leno

Namung kabeh kuwi mung sak darmo

Elinge kadang dade'no keronto-ronto

PENGHIANAT CINTA

Wajah lesu berderai derita
Gelisahku menyapa diujung asa
Ada rasa lelah mengintip di jendela
Edarkan bait tanpa memiliki tanda

BISANE MUNG NYAWANG

Bisikan manja itu, masihlah terasa

Indah, mengulas penuh mesra

Sekelumit rasa datang menjelma

Anganpun tiada lenggang tuk menyapa

PANCARAN CINTA

Sebatas senja bergulir indah
Kasihku selalu tercurah
Akan kubingkai kisah manja
Pada dirimu puja

PENYAIR SONGONG

Patahan mata Pena telah terusaP
Edarkan cErca tak memiliki etapE
Narasimu Nampak indah menyejukkaN
Yang berdawaikan sYmphoni beralur alaY

ASAMARAKU

samudra cinta membiru
Menepikan perahu hasratku
Tak lenggang kulepas dahagaku
Menikmati segenggam cumbu

DI TEPI TELAGA SUNYI

Getaran deting raga menuai kasih
Sandarkan impian lunglai tersisih
Desah nafas hembusan sang bayu
Mengusik lamunan merintis asa berlalu

JATUH CINTA

Duhai pujangga idamanku
Dengarlah degup getaran rasaku
Hadirmu membuahkan pesona
Membuat diriku makin terlena

LIMPAHAN KASIHMU

Dalam rintih kesunyian malam
Kian dalam berpeluk kelam
Kutelusuri jejak-Mu setia tersembunyi
Berselimut sepi berselempang sunyi

GAUNG PRAHARA MALAM

Kutimang-timang buah pohon kapas
Kubolak-balikan hantaran peluntur lelah
Detik melangkah edarkan senyum puas
Saksikan jedelah hidup jauhi asa indah

KEMELUT PAGI

Batu pualam bening hadir mencibir
Mencemooh sekelumit rupa menahan getir
Tertawa terpingkal penuh rasa suka cita
Tunjukkan rona wajah pengungkap murka

NODA KEINDAHAN

Oohhh Sayangku, cintaku !!
Entah berapa kali sudah aku ungkap
Tentang belenggu ganjalan di hati
Tentang serangkaian penyita pikiran

LELAKI JALANG

Lama kuterhanyut !!

Membiarkan diri terombang ambing

Tenggelamkan diri dalam keangkuhan

Memincingkan pandang, resapi nikmat

Sirnakan sadar, sambut segala dahaga

LANTUNAN ASMARA JIWA

Ijinkan aku !!

Tuk mendendangkan syair teristimewa

Mengungkap rahasia ketulusan jiwa

Menceritakan tentang desahan rindu

TIADA PERNAH BERUBAH

Di sela gemerlap hembusan tawa

Aku seakan tersenyum jumawa

Saksikan kau yang berputus asa

Melabur hari penuh rasa kecewa

TIADA PERNAH ADA

Ketika dera derita menyapa !!

Kau belum hadir di sisi masa

Belum bersua menoreh cerita

Hanya sebatas kelakar dalam canda

LUKISAN SETIA

Aku lafadzkan belenggu rindu !!

Aku pampangkan getaran kalbu !!

Agar kau bisa merasakan deritaku

Menyimpan rindu sepajang waktu

DIBALIK PENANTIAN

Seiring terurai senyuman darimu

Lamunanku seakan makin memburu

Ciptakan rona corak di awan kelabu

Menyimpan dahaga penuh haru

PELUKAN HANGAT

Pelukan hangat yang tercurah !!
Bukan terbesit dari keegoan niat !!
Bukan memijar dari tajamnya hasrat !!
Bukan pula dorongan dari nafsu rendah !!

JEJAK

Walau cercaan dan hinaan paling rendah menerpahmu.
Engkau tak akan pernah bosan mengalihkan pandangan ..
Menyimak rambatan nyata dalam arti wujud kepalsuan ..
Dimana jejak langkah yang engkau gayut ..
Senantiasa meninggalkan pundi-pundi tanda tanya ..

Betapa menyesal dan kecewanya diri ini ..
Menganggap dirimu sebagai kekasih hati yang tak terbatas.
Sedang dirimu selalu hadir hanya berbalut sepi ..
Memutupi bingkai kata dengan cadar ketidak jujuran ..
Walau engkau bersua disela detik yang berlalu ..
Akan tetapi engkau tak mampu untuk berkata lepas.
Meninggalkan sejuta tanya yang belum bisa aku ungkap.

TERBELENGGU NAFSU

Kau tiada pernah hiraukan cerca !!

Saat dahagamu harus menuai mangsa
Kau korbankan segala kehendak rasa
Demi menebar pesona dalam cawan noda
Justru kau menikmati dengan rasa bangga

HIMPITAN BAIT KISAH

Di sela bait impian usang !!
Aku tak beralih dari sudut pandang
Walau rasa ini sudah terkekang !!
Namun rasa ini tiada pernah terbuang
Kemesraan yang tercipta, tetap terkenang

WACANA KISAH

Tiada lagi ada rintisan makna
Apalagi mengurai kenang di antara senja
Hilang, sirna tiada pernah bisa di raba
Menyapapun tak pernah ada !!
Hanya bait kisah yang di jadikan wacana

KESEMUAN ASMARA

Jenuh kumeniti keusangan jiwa !!
Jenuh kuoles impian dengan asa !!
Keindahan selama ini kujadikan puja
Nayatanya memberi buah kecewa
Mengoleskan cinta berlabur dengan dusta

PENOREH RENTA

Tiada pernah kuukir senja di pelataran !!
Apalagi kutulis di atas awan sana
Torehanku tetap menjadi untaian asa
Tiada pernah meraba impian nyata
Apalagi merangkum resah dalam jiwa

PUDARNYA RASA

Pudar sudah ukiran aksara jiwa !!
Lantunan sejuk meraih segala asa
Kini sudah tak mau lagi bersua
Tiada keinginan yang melengkapi masa
Semua seakan hilang begitu saja

CURAHAN RASA

Ada sekelumit sadar yang membias !!
Mengurai sejengkal jejak penuh dengan kias

Kehadirkan senja, sudah tak lagi iringi bias

Sombongkan diri, melangkah dengan bebas

Pijarkan tanda, tak pernah lagi bisa berbalas

IDIOT SEJATI

Bodoh .. sungguh bodoh !!
Hanya itu yang bisa aku ucap
Hanya itu yang mewakili umpatan
Hanya itu yang bisa melepas kejengkelan
Demi meluruskan alur kepandaianmu

PESONA PENEBAR DUKA

Sampai di mana kau mengungkap rasa
Rasa terpasung selalu kau tebarkan duka
Hari merangkak seakan tak berputus asa
Meraih keinginan, yang semakin membara

BIDADARI PENEBAR PESONA

Tetapkah, kau bangga edarkan pesonamu !!
Tiap mengayun langkah hanyutkan kalbu
Tiada henti, kau sugguhkan dengan rindu
Mengharap kehadiran yang lama di tunggu
Mengurai kemesraan lupakan lajunya waktu

DETUMAN RASA KASIH

Lambaian senjamu kian menawan !!
Semerbak, iringin senyum rupawan
Rasa ini kian terlena raih hayalan
Mengungkap bait resah di sela kerinduan
Yang lama tersimpan, tak mampu terungkapkan

PEWELING WONG ELEK

Ojok minder kowe kabeh sing rumongso elek
Senajan elek mu kui permanen koyok tekek
Kowe isok milah milah no endi sing apik lan elek
Kowe isok nyawang kahanan dunyo mbek moto melek
Ora mblenjani kahanan, asio nalar iro wis entek

PEWELING WONG BAGUS

Ojok dumeh gondo arummu koyok lintang kemukus
Sak bendino, cumepak lan cekelane pulus
Ora betah naliko nyawang pupuh mulus
Wani ngetokno bondo asio ping satus
Ben ndang keturutan naliko kepingin ngelus

PEWELING WONG AYU

Ojok dumeh siro nduwe rupo ayu
Nyekel HP apik tuutik ae lagak juan kemayu
Ngalor ngidul mung gawe janji palsu
Ora kaop nyawang wong sing nduwe sedan anyar warna e biru
Kepingine nyidek lan kpingin dadi ratu

HADIAH TERISTIMEWA 04

Sumber hidup, tiada terlepas dari pori-pori jiwa

Hanyutkan kehendak membasuh amanah

Mencetuskan hasrat mencapai keseimbangan

Menciptakan rasa dahaga bekepanjangan

Mengukir kisah, tuk merangkai kisah penuh warna

HADIAH TERISTIMEWA 03

Sesungguhnya, setiap yang hidup !!

Memiliki sumber hidup dalam kehidupannya

Tetesannya selalu setia mengiringi

Membalur kesadaran di sela naluri

Menuntun inspirasi mengendalikan urat nadi

HADIAH TERISTIMEWA 02

Teruslah melangkah tegap dalam niatan
Jangan pernah alihkan niat karena perasaan
Bukankah langkahmu sudah mencapai puncak
Puncak kesadaran mutlak !!
Yang selama ini, sama sekali belum mengikat

HADIAH TERISTIMEWA 01

Hanya ucapan ini yang mewakili ungkapan !!
Hanya bingkisan ini yang bisa aku sampaikan !!
Bait kata ini, kubingkiskan teruntuk saudaraku
Yang sudah terlanjut mengikat janji suci
Mecngucap setia sampai tutup usia nanti

TITIK PUNCAK 02

Berhati-hatilah WAHAI konco lan konci ku

Kalaupun anda merasa dan termasuk katagori
Ahli Politik, Ahli Keilmuan, Ahli memakai Topeng
Ahli Menghujat, Ahli Selintutan, Ahli Selingkuh
Dan Ahli-ahli lain yang memang sudah tersandang

TITIK PUNCAK 01

Tidakkah, kau sadari akan kekurangan diri !!
Setiap yang hidup, pasti akan mengalami penyusutan
Mengalami kemunduran kondisi dan kemampuan
Siklus perputaran masa pasti akan terjadi
Tiada satupun yang bisa menghalau dan menghalangi

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG - 04

Cukuplah menganggap langkah sesuai kaidah

Menyatakan diri seakan memiliki kebenaran
Selalu menjadi cerminan langkah kekhusukan
Teramat ringan mengucap tanpa dasar
Teramat mudah menata alur yang bukan haknya

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG - 03

Pengakuan diri sejati itu yang utama
Menggelar segenggam noda tak ada batasan
Mengurai segala tingkah tiada berkurang
Menggelar kepribadian tiada sekat rasa
Semua gamblang, penuhi watak satriya

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG - 02

Sesungguhnya diri ini !!
Tiada pernah menyangkal akan kekurangan
Berlampan lengah menuruti kehendak
Abaikan aturan yang bernaung dalam tatanan
Menggebrak etika di penuhi kekerasan

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG - 01

Aku lebih suka !!
Di kenal, sebagai seseorang yang memiliki kebodohan
Di gunjing dengan segala ketololan yang termiliki
Di sisihkan dengan berbagia astribut dunia
Di asingkan dengan berbagai kemampuan

WACANA PRAWALA

Seuntai prawala tiada pernah marma
Terbuai madaharsa mengikat tuwuh
Pirataku tiada selaras iringi tikah
Sambut suma menapak bersama anila

JIWA SANG PUJANGGA

Tanpa pengakuan nyata !!
Jiwa sang pujangga selalu jadi idola
Mengikat rasa tuk di jadikan saudara
Menanam kalimat penuh dengan rasa
Menumbuhkan gelora tanpa terjeda

EMBUM KETULUSAN

Embun menyeruak jatuh tak berlampan
Semburatkan percikan tiada berbekas
Butiran embun merasa sudah bebas
Berbaur tanah lapang dengan senyuman

KESETIAAN EMBUN

Tetesan butiran embun kesetiaan ini
Tak pernah pudar oleh rabaan dera
Tak hilang, walau sinar mentari mencerca
Dia akan berdiri kokoh dengan wujud jati diri

PUJANGGA SEJATI

Serumpun bait kata sang pujangga
Terlahir dari ranumnya bibir pena
Pena menggores bait di antara kata
Terkadang terpapar jelas penuh tanda
Terkadang pula malu menunjukkan makna

HIASAN TERINDAH

Aku terpesona dengan seraut wajah
Binar mentari pagi makin terlihat cerah
Manampakan rona warna begitu indah
Sirnakan penat, membingkai bait kisah

KEPASTIAN RASA

Terasa sudah kulupakan !!
Di kala aku merindukan sang bulan
Di kala bulan hadir membiaskan keindahan
Melaburkan senyum penuh dengan kemesraan

RINDU TERSEMAT

Jemari lentik itu !!
Pernah beradu sapa penuh rayu
Menggenggam erat bait kata milikku
Teriring pula dengan cumbu !!
Menepatkan kalimat manja makin menderu

RINDU TERTAMBAT

Ada kenang di setiap langkah
Jejak menapak merinai kalam senja
Hati bimbang goyahkan segenggam asa
Jiwa terpanah haturkan seulas kisah

TEROBSESI MASA

Sapa mesra, berkedip di atas peraduan
Sambut usapan pagi penuh keceriaan
Sepenggal jiwa, tiada bosan meniti harapan
Membingkai setia, di antara penantian

BUKU YASSIN

Seandainya boleh aku meminta !!
Ijinkan aku, ambil fotomu yang mempesona
Agar bisa aku pampang di ruang jiwa
Aku laburi dengan kemenyan asmara

BIDADARI MENARI

Sudah kuduga !!
Kaulah primadona panggung asmara
Kaulah penari yang datang dalam mimpi
Gerakanmu sangatlah lemah gemulai
Berlenggak lenggok seirama dengan desah nafas