Entah, dengan cara apa aku harus mengucap
Sejuta aksara yang tertuang serasa mati rasa
Mengupas kisah, namun tak menjelma
Hanyutkan impian yang tak lagi bisa terusap
Dengan kalimat apa agar semua jadi jelas
Seonak rasa terasa terbelenggu dalam tanya
Sampai kinipun tiada pernah meraih nyata
Makna ucapan terindahpun tertelan culas
Eligi kemesraan yang terbias sukar untuk dilupakan.
Engkau memang keindahan tersendiri dalam pintalan
Sampai kini, tiada yang bisa menggeser bias ketulusan
Dalam kemarahan yang engkau lukis walau sejengkal
Alur aksara menundukan langkah meraih sesal
Karena, kau sudah menjadi penyemangat penghempas aral
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Sejuta aksara yang tertuang serasa mati rasa
Mengupas kisah, namun tak menjelma
Hanyutkan impian yang tak lagi bisa terusap
Dengan kalimat apa agar semua jadi jelas
Seonak rasa terasa terbelenggu dalam tanya
Sampai kinipun tiada pernah meraih nyata
Makna ucapan terindahpun tertelan culas
Eligi kemesraan yang terbias sukar untuk dilupakan.
Engkau memang keindahan tersendiri dalam pintalan
Sampai kini, tiada yang bisa menggeser bias ketulusan
Dalam kemarahan yang engkau lukis walau sejengkal
Alur aksara menundukan langkah meraih sesal
Karena, kau sudah menjadi penyemangat penghempas aral
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar