Pemetik icuk basimu kuat puan?
Hasil panen dari bujukanmu (icuk-kw) sudah berbau teramat tidak sedap nyonya
Percuma kau tutup sampah rayuan
Tidak ada gunanya walau kau samarkan dengan kotoran yang berupa perasaan iba
Percuma kau buka tirai penderitaan
Sia-sia saja ketika kau menceritakan tentang kesengsaraan yang kau alami
Pada nyata itu lajur permainan
Pada nyatannya itu semua hanya merupakan sekenario sandiwaramu belaka
Pijakan niatmu kian gapai kata malam
Jejak langkahmu semakin memperlihatkan niat serakah yang hanya berorientasi harta dunia semata
Pancarkan dera di sela keanggunan
Menyimpan kebingisan yang dibungkus keanggunan, serupa musang berbulu domba
Pada masa kau tebarkan kepastian
Pada saat mendapat kesempatan baik, kau tak segan-segab menyebarkan akan kesungguhan niatmu
Pada waktu kau menimang keculasan
Pada rangkaian perbuatan yang kau lalukan, justru kau dukung dengan ketidakjujuran
Pemijar bara hasratmu kian bersahutan
Gairah dorongan nafsu keinginanmu makin menjadi perbincangan
Pentangkan ambigu bermadah tipuan
membuka bermacam-macam tafsir yang mengarah pada tipuan
Perintis imaji tersentuh tak beraturan
Para pemula di dunia sastra maya kacau balau melihat hal itu .. (pembuat grup/owner kelabakan, bingung tak karuan).
Pamerkan dahaga pelengkap kehausan
Saling bertanya, namun tak ada jawaban .. sempurna sudah kesalahan dan kebodohan
Pernik pemikat kerap kau suguhkan?
Diksi-diksi dalam karya indahmu senantiasa menjadi susuk pemikat
Pencipta asah seenaknya kau abaikan
Orang yang sesungguhnya berjasa malah disepelekan dan cenderung dinistakan
Pantaskah kau menuai buah pujian
Apakah masih layak, kau tetap mendapatkan ranumnya buah sanjungan
Pantaskah manjamu menjadi pijakan
Masih layakkah, perilaku kurang baikmu menjadi dasar untuk melakukan hal yang bermanfaat
Pesona indahmu kian bebas berlarian
Daya tarik wujud cantikmu semakin membuatmu lepas kendali
Pencetus harap kini menuai kecacatan
Sampai-sampai pelaku yang membangkitkan impian dalam berkarya sudah tercoreng hingga kurang bermutu
Pahamilah wahai puan idaman?
Mengertilah wahai nyonya yang jadi idola
Percuma kau edarkan dera ketegasan
Sudah tiada guna, walau kau menunjukkan sejuta perkataan tegasmu
Pembangkit gairahmu sungguh merugikan _merugikan
Segenggaman keinginanmu sungguh membawa hal yang merugikan
Perias aksara nyata di ambang kehancuran
Dengan perbuatan hinamu itu, kini sebagian besar penulis sastra sudah mendekati kehancuran
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Hasil panen dari bujukanmu (icuk-kw) sudah berbau teramat tidak sedap nyonya
Percuma kau tutup sampah rayuan
Tidak ada gunanya walau kau samarkan dengan kotoran yang berupa perasaan iba
Percuma kau buka tirai penderitaan
Sia-sia saja ketika kau menceritakan tentang kesengsaraan yang kau alami
Pada nyata itu lajur permainan
Pada nyatannya itu semua hanya merupakan sekenario sandiwaramu belaka
Pijakan niatmu kian gapai kata malam
Jejak langkahmu semakin memperlihatkan niat serakah yang hanya berorientasi harta dunia semata
Pancarkan dera di sela keanggunan
Menyimpan kebingisan yang dibungkus keanggunan, serupa musang berbulu domba
Pada masa kau tebarkan kepastian
Pada saat mendapat kesempatan baik, kau tak segan-segab menyebarkan akan kesungguhan niatmu
Pada waktu kau menimang keculasan
Pada rangkaian perbuatan yang kau lalukan, justru kau dukung dengan ketidakjujuran
Pemijar bara hasratmu kian bersahutan
Gairah dorongan nafsu keinginanmu makin menjadi perbincangan
Pentangkan ambigu bermadah tipuan
membuka bermacam-macam tafsir yang mengarah pada tipuan
Pada siapa kau tanamkan kepercayaan?
Purnama pun enggan dijadikan naungan
Lalu siapa lagi yang mau percaya kepadamu, jika orang yang dianggap bersinar atau berilmu saja, tak lagi sudi dijadikan tempat perlindunganPerintis imaji tersentuh tak beraturan
Para pemula di dunia sastra maya kacau balau melihat hal itu .. (pembuat grup/owner kelabakan, bingung tak karuan).
Pamerkan dahaga pelengkap kehausan
Saling bertanya, namun tak ada jawaban .. sempurna sudah kesalahan dan kebodohan
Pernik pemikat kerap kau suguhkan?
Diksi-diksi dalam karya indahmu senantiasa menjadi susuk pemikat
Pencipta asah seenaknya kau abaikan
Orang yang sesungguhnya berjasa malah disepelekan dan cenderung dinistakan
Pantaskah kau menuai buah pujian
Apakah masih layak, kau tetap mendapatkan ranumnya buah sanjungan
Pantaskah manjamu menjadi pijakan
Masih layakkah, perilaku kurang baikmu menjadi dasar untuk melakukan hal yang bermanfaat
Pesona indahmu kian bebas berlarian
Daya tarik wujud cantikmu semakin membuatmu lepas kendali
Pencetus harap kini menuai kecacatan
Sampai-sampai pelaku yang membangkitkan impian dalam berkarya sudah tercoreng hingga kurang bermutu
Pahamilah wahai puan idaman?
Mengertilah wahai nyonya yang jadi idola
Percuma kau edarkan dera ketegasan
Sudah tiada guna, walau kau menunjukkan sejuta perkataan tegasmu
Pembangkit gairahmu sungguh merugikan _merugikan
Segenggaman keinginanmu sungguh membawa hal yang merugikan
Perias aksara nyata di ambang kehancuran
Dengan perbuatan hinamu itu, kini sebagian besar penulis sastra sudah mendekati kehancuran
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar