- Motivasi - "Cara terbaik untuk menghargai kejadian yang hadir menerpa, hanya dengan menikmatinya tanpa memiliki penilaian negatif" .. Pujangga Giras - Cak Dion's Lapendoz - Pertapa Linglung

<< Hargai karya orang lain, "NO - PLAGIAT" >>

Rabu, 23 September 2020

PENISTA BUJANGGA

Pemetik icuk basimu kuat puan?
Hasil panen dari bujukanmu (icuk-kw) sudah berbau teramat tidak sedap nyonya

Percuma kau tutup sampah rayuan
Tidak ada gunanya walau kau samarkan dengan kotoran yang berupa perasaan iba

Percuma kau buka tirai penderitaan
Sia-sia saja ketika kau menceritakan tentang kesengsaraan yang kau alami

Pada nyata itu lajur permainan
Pada nyatannya itu semua hanya merupakan sekenario sandiwaramu belaka

Pijakan niatmu kian gapai kata malam
Jejak langkahmu semakin memperlihatkan niat serakah yang hanya berorientasi harta dunia semata

Pancarkan dera di sela keanggunan
Menyimpan kebingisan yang dibungkus keanggunan, serupa musang berbulu domba

Pada masa kau tebarkan kepastian
Pada saat mendapat kesempatan baik, kau tak segan-segab menyebarkan akan kesungguhan niatmu

Pada waktu kau menimang keculasan
Pada rangkaian perbuatan yang kau lalukan, justru kau dukung dengan ketidakjujuran

Pemijar bara hasratmu kian bersahutan
Gairah dorongan nafsu keinginanmu makin menjadi perbincangan

Pentangkan ambigu bermadah tipuan
membuka bermacam-macam tafsir yang mengarah pada tipuan

Pada siapa kau tanamkan kepercayaan?
Purnama pun enggan dijadikan naungan
Lalu siapa lagi yang mau percaya kepadamu, jika orang yang dianggap bersinar atau berilmu saja, tak lagi sudi dijadikan tempat perlindungan

Perintis imaji tersentuh tak beraturan
Para pemula di dunia sastra maya kacau balau melihat hal itu .. (pembuat grup/owner kelabakan, bingung tak karuan).

Pamerkan dahaga pelengkap kehausan
Saling bertanya, namun tak ada jawaban .. sempurna sudah kesalahan dan kebodohan

Pernik pemikat kerap kau suguhkan?
Diksi-diksi dalam karya indahmu senantiasa menjadi susuk pemikat

Pencipta asah seenaknya kau abaikan
Orang yang sesungguhnya berjasa malah disepelekan dan cenderung dinistakan

Pantaskah kau menuai buah pujian
Apakah masih layak, kau tetap mendapatkan ranumnya buah sanjungan

Pantaskah manjamu menjadi pijakan
Masih layakkah, perilaku kurang baikmu menjadi dasar untuk melakukan hal yang bermanfaat

Pesona indahmu kian bebas berlarian
Daya tarik wujud cantikmu semakin membuatmu lepas kendali

Pencetus harap kini menuai kecacatan
Sampai-sampai pelaku yang membangkitkan impian dalam berkarya sudah tercoreng hingga kurang bermutu

Pahamilah wahai puan idaman?
Mengertilah wahai nyonya yang jadi idola

Percuma kau edarkan dera ketegasan
Sudah tiada guna, walau kau menunjukkan sejuta perkataan tegasmu

Pembangkit gairahmu sungguh merugikan _merugikan
Segenggaman keinginanmu sungguh membawa hal yang merugikan

Perias aksara nyata di ambang kehancuran
Dengan perbuatan hinamu itu, kini sebagian besar penulis sastra sudah mendekati kehancuran

Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar