Simak hitamku dengan mata terpentang
Tutuplah netramu saat melihat putihku
Kubangga menyandang si hitam garang
Kubenci putihku terbuai rayu tak bermalu
Tutuplah netramu saat melihat putihku
Kubangga menyandang si hitam garang
Kubenci putihku terbuai rayu tak bermalu
Kunikmati guratan hitamku dalam diam
Kubiarkan putihku terseret arus kelam
Kusanjung hujatan berselempang rajam
Kupuja hitamku bercermin cahaya buram
Aku bukan dewa peramu bermulut manis
Bukan pula iblis penyaji benihbenih benci
Aku hanyalah penggila perintis jiwa mistis
Bersedia melahap hidangan beraroma caci
Aku sang biang penggugah api perkara
Aku sang raja kala pembangkit prahara
Berjuluk pertapa linglung berwatak ganas
Memiliki gelar samaran si pujangga giras
Jikalau engkau muak cepatlah hengkang
Jikalau engkau terganggu segera minggat
Cukup sudah kau usik aku dengan umpat
Jangan bangkitkan sisi liarku menerjang
Hitam perilakuku adalah jubah kebesaran
Putih niatku tak ubahnya titik pengabdian
Cukup pandangilah hitamku dengan jiwa
Urai titik putih menebar menyerupai tanda
Bermandi kata
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar