Kuredam rasa asih di sela bisikan rindu
Kucoba hadirkan larik syair kidung selasih
Aku urai penyemangat tak pernah tersisih
Aku ikat setia hingga tak sanggup beralih
Aku tanam ketulusan takmemiliki pamrih
Pesona wajahmu serupa rembulan malam
Memberi kemesraan saat jiwaku tenggelam
Selipkan masa indah dalam baluran manja
Tenangkan gemuruh hasrat terbius anggara
Aku tahu, aku hanyalah sang pendosa hina
Tak pernah faham apa itu arti pengorbanan
Bertingkah tanpa memikirkan goresan luka
Memuja prasangka dalam setiap kehadiran
Entah berapa banyak dera hadir menyapa
Entah berapa puluh goda menikam cerita
Silih berganti aib merangsang dahaga jiwa
Tanpa jeda kita teguk setetes madu petaka
Di sela-sela kebencian membakar rasa iba
Ada segenggam asih hadir disetiap doadoa
Kujaga bayang-bayang kenang tentang kita
Selamanya sampai malam merampas usia
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Bermandi kata
Kuciptakan bait aksara hiasi syair kalbu
Kubiarkan getaran rasamu tetap merayu
Memberiku setetes imaji bermadah haru
Kubiarkan getaran rasamu tetap merayu
Memberiku setetes imaji bermadah haru
Kucoba hadirkan larik syair kidung selasih
Aku urai penyemangat tak pernah tersisih
Aku ikat setia hingga tak sanggup beralih
Aku tanam ketulusan takmemiliki pamrih
Pesona wajahmu serupa rembulan malam
Memberi kemesraan saat jiwaku tenggelam
Selipkan masa indah dalam baluran manja
Tenangkan gemuruh hasrat terbius anggara
Aku tahu, aku hanyalah sang pendosa hina
Tak pernah faham apa itu arti pengorbanan
Bertingkah tanpa memikirkan goresan luka
Memuja prasangka dalam setiap kehadiran
Entah berapa banyak dera hadir menyapa
Entah berapa puluh goda menikam cerita
Silih berganti aib merangsang dahaga jiwa
Tanpa jeda kita teguk setetes madu petaka
Di sela-sela kebencian membakar rasa iba
Ada segenggam asih hadir disetiap doadoa
Kujaga bayang-bayang kenang tentang kita
Selamanya sampai malam merampas usia
Berselimutkan makna
Beralas rasa
Bermandi kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar