Bisik-bisik angin mengucap dengung
Menatap tanya, tertanda bingung
Sejuta wajah pengecut kini melambung
Hentikan tindak, otak makin linglung
Lentera penerang terlihat berjejer rapi
Hiasi keranda resah di penghujung sepi
Jalan setapak kini sudah tak tertapaki
Iringi tindak, yang makin menjadi-jadi
Sebait tanya, rasanya tak memiliki arti
Ungkap terucap, makna terasa mati
Dawai aksara beralun sudah terbagi
Nyata terdengar, tak dapat di singgahi
Angin sepoi bersorak sambut sunyi
Aksara melangkah terlaburi dengki
Pijaran lentera terasa memendam iri
Jejak tercipta bangkitkan sakit hati
Diamlah, wahai lentera sunyi !!
Tiada guna tuk menunjukkan jatidiri
Biarlah, wujudmu tetap meraih sepi
Pijarannyapun tetap jadi teka-teki
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Menatap tanya, tertanda bingung
Sejuta wajah pengecut kini melambung
Hentikan tindak, otak makin linglung
Lentera penerang terlihat berjejer rapi
Hiasi keranda resah di penghujung sepi
Jalan setapak kini sudah tak tertapaki
Iringi tindak, yang makin menjadi-jadi
Sebait tanya, rasanya tak memiliki arti
Ungkap terucap, makna terasa mati
Dawai aksara beralun sudah terbagi
Nyata terdengar, tak dapat di singgahi
Angin sepoi bersorak sambut sunyi
Aksara melangkah terlaburi dengki
Pijaran lentera terasa memendam iri
Jejak tercipta bangkitkan sakit hati
Diamlah, wahai lentera sunyi !!
Tiada guna tuk menunjukkan jatidiri
Biarlah, wujudmu tetap meraih sepi
Pijarannyapun tetap jadi teka-teki
Bermandikan kata
Berselimutkan makna
Beralaskan rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar