Pages

Jumat, 04 November 2011

WAKTUNYA UNTUK PULANG

Entah berapa lama .. !?! ..
Aku mengayun langkah menelusuri waktu yang aku dapatkan.
Sampai akhirnya .. !?! ..
Aku merasakan penat yang merasuk dalam jiwa dan raga.
Entah berapa banyak .. !?! ..
Aku menggores cerita di antara sela bait perjalanan.
Sampai pada puncaknya .. !?! ..
Aku hanya merasakan himpitan rasa.
Yang bertengger dalam kesemuan belaka.

Betapa menyesalnya diri ini .. !?! ..
Dikala noda yang tertoreh ini tak kunjung sirna.
Betapa meruginya diri ini .. !?! ..
Dikala mengesampingkan kesempatan dalam memaknai hidup.
Aku memang insan yang tak tahu diri .. !?! ..
Yang senantiasa bergayut dalam hayalan kenikmatan.
Untuk saat ini .. !?! ..
Aku hanya bisa mengupas tanpa bisa mencerna.
Yang aku mengerti .. !?! ..
Hanya merintih nikmat dalam bayang-bayang kepuasan.

Sudah lama aku terkekang dalam bait kenangan.
Dimana alur ceritanya .. !?! ..
Selalu mengurai tajam menggetarkan rasa dalam jiwa.
Berapa banyak .. !?! ..
Aku mengayunkan langkah menyambut keindahan.
Sampai akhirnya aku terjebak .. !?! ..
Dalam hamparan jalan yang dipenuhi nafsu rendah.

Tanpa terasa sinar mentaripun mulai tenggelam.
Dimana cahaya rembulan malam .. !?! ..
Mulai merambat perlahan mengusik kerentahan usia.
Dikala malam mulai larut .. !?!
Aku mulai tersadar akan rinai hujan yang mulai turun.
Dimana tetesan demi tetesannya .. !?! ..
Menimpa kesenja'an diri yang mulai rapuh.

Inilah saatnya aku untuk kembali pulang kejalan-NYA.
Sudah cukup jauh aku mengembara menelusuri lembah kesemuan.
Sudah cukup lama aku menjelajah rumah-rumah kosong.
Aku tahu .. !?! ..
Semua yang aku pernah singgahi .. !?! ..
Pasti akan merasa berat untuk ditinggalkan.
Semua menyarankan dan menggoda untuk tetap tinggal.
Disana aku disambut dan bertemu orang-orang baru.
Yang kesemuanya pasti membingkiskan keindahan.

Aku tahu .. !?! ..
Seharusnya aku menuntaskan malam ini bersama mereka.
Agar aku bisa melengkapi bait-bait cerita yang tercipta.
Agar rasa penasaran ini bisa terobati.
Tapi keinginan ini makin merayap tajam menelusuri jiwa.
Untuk saat ini aku hanya ingin kembali pulang.
Sudah cukuplah aku melihat dan menikmati destinasi indah.
Dimana aku bisa merasakan isyarat dalam ungkapan.

Inilah hamparan Rumah Tuhan yang menjanjikan kedamaian.
Disinilah perjalan akhir aku dalam mengurai makna.
Disisi-Nya .. !?! ..
Aku bisa melihat
butir-butir padi seperti perangai semut.
Walau terlihat segar dan subur, tapi aku tak ingin memanennya.
Tanpa ada rasa kwatir .. !?! ..
Aku tinggalkan sapi itu mengembala sendiri.
Menelusuri hamparan jalan yang terbentang.
Melangkah perlahan dimana kakinya berpijak.

Aku nikmati perjalanan pulang menuju titah yang berakar.
Aku syukuri makna hitam yang sudah melekat.
Aku biar rasa ini mengupas perjalanan waktu.
Ke tempat semua orang akan menuju ke sana.
Ke tempat kita leluasa melangkah telanjang.
Tanpa merasakan beban dalam derita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar