Pages

Kamis, 03 November 2011

AIR KENIKMATAN DUNIA

Di sana .. !?! ..
Dihamparan senja biru yang melekat dalam hasrat.
Hati dalam pikiran nafasmu berkata .. !?! ..
Iyaa .. Inilah duniaku .. Inilah perjalanan hidupku ..
Inilah kemewahan yang aku nikmati ..
Inilah langkahku dalam memperpuas diri ..
Hingga tak ada lagi pertanyaan yang bermakna.
Karena memang itu bukan medan suara atau kata-kata.

Semua terhanyut terbawa arus dalam rasa yang tak terjawab.
Banyak sudah aku lihat orang pergi berpesta pora.
Melewati malam dalam keremangan hati yang nestapa.
Menghaburkan harta benda dunia demi sebuah kepuasan.
Bahkan dirinya dipuja
bermandi gembira berkubang suka.
Padahal .. !?! ..
Tanpa disadarinya pesta juga ada batas akhirnya.
Tanpa dipahami kegembiraan juga ada secerca lara.

Di ujung gerbang pintu pesta dibuka .. !?! ..
Sapaan merdu dan manja selalu mengiringi ajakan.
Hingga tanpa mereka sadari .. !?! ..
Alunan rayuan yang berkumandang membangkitkan gairah.
Lalu mereka bergantian berebut untuk bersuci diri.
Membiarkan hamparan jiwa terbelenggu keterpurukan.
Mengabaikan akan penilaian kesadaran yang merasuk.
Semua itu dilakukan .. !?! ..
Hanya demi untuk memasukinya pecinta dunia.
Mereka berlamba untuk segera membasuh muka.
Padahal tetesan air itu .. !?! ..
Jelas-jelas terasa panas karena tercemar air neraka.

Rasa haus dan dahaga mengikis akan kebenaran jiwa.
Rasa iri dan sakit hati menciptakan karangan kata.
Sampai-sampai mereka tak menyadari .. !?! ..
Kecintaan pada-Nya .. !?! ..
Hanya sebuah fatamorgana yang tak bermakna.
Kerinduan pada-Nya .. !?! ..
Hanya bingkisan kaidah yang berbalutkan penderitaaan.

Sadarkah mereka akan kesia-siaannya .. !?! ..
Siang malam mereka menyebut 99 nama-Nya.
Air matanya mengalir deras bergetar membasuh jiwa.
Nafasnya terkekang mengurai nama yang diucap.
Jiwanya seolah berhenti meronta mengikat dendam.
Padahal hasrat yang disimpannya .. !?! ..
Mengurai kenistaan yang terkembang dalam kegembiraan.

Sadarkah mereka akan cermin dari hasratnya.
Mengapa .. !?! ..
Mereka tak mengakhiri akan sandiwara keinginannya.
Mengapa .. !?! ..
Mereka tak segera mencari pemandu yang piawai.
Yang bisa menuntun melewati hamparan jalan-Nya.
Yang bisa melintas dijalan licin dengan kerikil tajam dan ngarai.
Agar segera tercapai apa yang menjadi niatnya.
Dan bisa menuju tanah lapang penuh cinta damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar