DUKAMU DUKAKU

Sebait tembang cinta yang terangkai mesra.

Secara perlahan menyibak perasaan hati yang sedang gundah.

Sekeping duka lara yang kau dendangkan.

Seakan menyiksa rasa sayang yang menghimpit dada.
Entah berapa lama .. Ku rela menghabiskan waktuku.

Semua ini demi mewujudkan rangkaian hayal dan harapku.

Entah berapa banyak .. Ku untai syair keindahan.

Semua itu hanya demi mendapatkan sebongkah perhatianmu.

Tapi semua yang kulakukan terasa membeku.

Disaat engkau mulai meronce tembang kesedihan.

Tapi semua yang kulakukan seakan kuabaikan.

Disaat engkau membiaskan kemarahan dalam langkah putus asaan.

Ku faham apa yang kau rasakan saat ini.

Semua itu hanya karena kebodohan yang kulantunkan.

Ku mengerti apa yang menyelubungi hatimu saat ini.

Semua itu gara-gara ke egoisanku yang tak mendasar.

Tonggak penantian ini seakan pupus sudah.

Di saat engkau merintih menyuguhkan duka.

Hati dan rasa ini seakan lunglai tanpa daya.

Disaat engkau menghibarkan bendera penderitaan.

Ingin rasanya ku halau duka yang menghantam.

Agar kamu bisa lagi mengulas senyum dalam canda.

Ingin rasanya ku tantang prahara yang menerpah.

Agar kamu bisa melangkah tenang tanpa beban.

Tapi mengapa engkau menghalangi dan tak mengijinkan ..

Justru hanya tangisan pilu yang kamu pendengarkan.