Akankah ku taburkan mutiara ini.
Dihalaman si pengembala domba yg usang.
Yang setiap hari hanya sibuk dengan dombanya.
Ku tak mau mutiara ini tersimpan sia-sia.
Apalagi tersimpan di dalam kandang si pengembala.
Ku tak mau mutiara ini kotor karena kelalaian.
Ku tak mau mutiara ini dibiarkan aus karena kecerobohan.
Apa lagi si pengembala cuma memikirkan untung dan rugi.
Mengertikah mereka ..
Akan keindahan di dalam mutiara ini.
Pahamkah mereka ..
Akan anggunya cahaya dari mutiara ini.
Ketidak tahuan itulah yg membuat semua akan menjadi sia-sia.
Kebutaannya akan harga mutiara inilah.
Yang membuat mereka salah kaprah.
Aku benar-benar tak rela ..
Bila menggantungkan mutiara di leher domba.
Aku benar-benar tak terima.
Bila mutiara ini cuma di jadikan kebanggaan.
Dalam kegalauan yang selalu aku lantunkan.
Ku hanya bisa berpasrah menyimak titihan.
Ku hanya bisa berpasrah menanti kehendak.
Sekiranya tuhan yang maha pengasih.
Mencurahkan belas kasih pada hati yang gundah.
Pasti memberi petunjuk melalui cahaya karuniaNYA.
Aku yakin dan percaya ..
Suatu saat akan kutemukan insan yg terpilih.
Yang pantas menerima dan merawat mutiara ini.
Yang didalamnya terkandung ILMU dan HIKMAH.
Dan bisa menyambung tali persaudaraan makin panjang.
Bila insan yg terpilih mengerti akan amanah.
Tentu akan kusebarkan agar berfaedah.
Tentu akan aku pupuk ..
Agar bisa tumbuh dan memancarkan cahaya tuntunan.
Hingga aku bisa mendapatkan MAWADDAH.
Jikalau insan tidak mengerti akan amanah.
Dan tidak begitu mudah mencerna akan maksud yang tersembunyi.
Maka, biarlah mutiara ini tersimpan dalam dada.
Dan biarlah permata ini tertanam sampai termakan usia.
Ku tak memberikan mutiara (ilmu) pada orang bodoh.
Karena itu merupakan kesia-siaan belaka.
Ku tak akan mengekang ilmu pada yg berhak.
Karena itu sama juga aniaya yang aku lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar