Potret kelam yang kau ciptakan ..
Begitu indah memaparkan bingkai semu dalam qalbu.
Ukirannya begitu mempesona ..
Membahana tulus memeluk hasrat mesra di sela jiwa.
Mewarnai rinai kasih yang terpintal dalam kerinduan.
Membuat gelora ini tumbuh mengekang rasa.
Inilah waktu yang senantiasa berjalan ..
Mengiringi jejak langkah kerinduan yang mendalam.
Membelenggu hasrat terpetik bias dalam damba.
Hati ini seakan luluh merendam lara ..
Menyimak pancaran kasih yang kau tanamkan.
Jiwa ini terasa terkekang meniti fatamorgana asmara ..
Dimana kerinduan ini berdetak keras mengikat asa.
Terbelenggu syair cerita yang begitu menghanyutkan.
Padahal kesadaran ini sudah berdetum nyata ..
Menghiasi kesindirian mengikuti jejak langkah semu.
Aku sadar akan bias ini ..
Aku sadar kalau Kita tak akan pernah kembali ..
Kalau kita tak akan pernah lagi menghiasi hari ..
Mengukir kenangan terindah dalam cerita ini.
Apa yang terindah sudah menjadi kenangan suram.
Dan aku sendiripun ..
Tak ingin deras kecewa melanda membutakan jiwa.
Namun ..
Jemari ini tetap mengigil mengumpat duka.
Mentengadahkan harap disela keping asa ..
Tiada umpatan yang bisa menghapus benih kasih yang tertanam.
Semuanya seakan hampa tanpa gairah membara.
Mengingat akan mutiara cinta yang menghanyutkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar