Pages

Selasa, 05 Januari 2010

KESEDERHANAAN HIDUP

Bila disimak, Hidup ini ibarat sebuah perenungan.
Setiap detik-detik yang berlalu, melaju dengan cepat.
Hari-hari yang berjalanpun ..
Seakan teriring hiruk pikuk tiada henti.
Kesemuanya selalu saja terulang dan terulang.
Hingga bait kepastianpun jenuh tuk menyimaknya.

Maka dari itu .. !?! ..
Bersyukurlah bagi sebagian insan yang mengerti.
Akan kekurangan dan kelebihan pada diri mereka.
Mengerti akan alur hubungan sebab dan akibat.
Hingga insan bisa berjalan sesuai dengan kaidah dan kodratnya.
Dan langkahpun bisa terarah diantara tujuan nan pasti.

Bila insan dapat menerima keberadaan hidupnya.
Dapat menerima akan alur cerita yang dibingkiskan.
Niscaya mereka akan merasakan gerlapnya suka cita.
Tanpa ada sebelenggu beban yang menjadi hambatan.
Langkah insanpun akan berayun menuju satu kepastian.

Untuk itu waspadalah .. !?! ..
Dengan segala hasrat yang menyelebungi kesadaran.
Dengan segala tipu daya hawa nafsu yang membelenggu.
Bila kesemuanya bisa dihalau dan bisa ditinggalkan.
Niscaya jalur hidup yang ditempuh setiap insan akan merdeka.

Banyak sudah kerusakan dan kehancuran yg tercipta.
Banyak sudah kelengahan dan kekilafan yang terwujud.
Kesemuanya akibat dari gila harta.
Permata yakut atau intan permata yang jadi hiasan semu.

Telah puaskah hati dan hasrat seorang insan.
Yang senantiasa percaya akan kehendakNYA.
Bahwa Dzat yang Maha Kaya.
Akan membagikan rizki untuk diri insan.

Kehormatan yang di dapat akan selalu terjaga.
Tidak ada satu debupun yg dpt mengotorinya.
Wajahnya pun terlihat indah berseri-seri.
Dan tidak ada kemelut yg dpt menodainya.

Sebenarnya sifat QANA'AH (sederhana) itu.
Pada diri insan yang hatinya selalu terbuka.
Yang selalu merumuskan sesuatu dg jalur iman.
Dan tidak akan dijumpai pada masa hidupnya.
Sesuatu halangan yang menyusahkan langkahnya.

Sampai kapan insan terbelenggu seperti ini.
Mereka selalu diam dan pergi setiap hari.
Berjalan dan berusaha terus menerus tanpa henti.
Tak peduli melewati petang maupun pagi.
Mereka selalu datang dan pergi tiada henti.
Yang hanya mencari kepuasan demi hasratnya.

Mereka senantiasa meninggalkan rumah dan keluarga.
Mereka selalu merantau terus tiada henti.
Mereka selalu melangkah jauh dari sanak keluarga.
Mereka tak tahu akan keadaan dirinya sendiri.
Di benaknya hanya terbesit kepuasan semu semata.

Sebentar mereka berada di bumi sebelah timur.
Lalu mereka berhambur di bumi sebelah barat.
Di dalam hati dan hasrat tak pernah memikirkan kehendak.
Sampai-sampai di dalam hati tak ingat akan rumus kematian.
Karena kerakusan tiada henti membuat mereka seperti itu.
Yang mengabaikan ketentuan yg sudah ditetapkan.

Kalaulah insan mau hidup QANA'AH.
Rizki akan datang tak susah payah.
Kesemuanya tersalur dan terarah dalam wadah.
Karena QANA'AH itu sendiri adalah kaya.
Bukan karena banyaknya harta yang dinamakan kaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar