Dikala senja bergayut mengiringi sela duka.
Hati nestapa pasti akan menjilma dalam ayunan langkah.
Disaat cakrawala kebimbangan menyelimuti cahaya rasa.
Jiwa keraguan akan melangkah tanpa tahu arah.
Ku tak mengerti akan cahaya mentari cinta yang kau biaskan.
Karena cahaya itu kian hari kian mulai memundar.
Ku tak faham akan hembusan rasa kasih sayang yang kau bingkiskan.
Karena hembusan itu kian hari kian membuat gerah.
Langkah ini yang semula sudah hampir mencapai tujuan.
Kini justru berayun memutar mengelilingi tanda tanya.
Keinginan ini yang dulu hampir berpeluk kasunyatan.
Kini justru meringkuk dalam kepasrahan di sela gerbang niat.
Ku relakan kau melukis aksara janji dalam kesetiaan.
Asalkan kau bisa mengukirnya dengan hiasan yang terindah.
Ku relakan kau membangun dermaga kerinduan yang tersimpan.
Asalkan kau bisa menanamkan jangkar ketulusan yang kau miliki.
Ku merasa bahagia dan bangga ..
Bila kapal masa depanmu tetap bersandar dalam dermaga nyatamu.
Ku merasa tenang dan ikhlas ..
Bila geladak kapal kemesraanmu tetap terhiaskan kepasrahan.
Biarlah untuk saat ini ..
Aku akan tetap jadi marcusuar dari cinta dan sayangmu.
Agar aku bisa tetap menyinari jalur dari laju kapal masa depanmu.
Agar saat kamu berlayar, kamu tak akan salah arah ..
Dan tetap melaju dalam jalur yang kau inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar